Produk domestik bruto (PDRB) harga berlaku (ADHB) di Kabupaten Ketapang, pada 2023 mencapai Rp35,25 triliun. PDRB di kabupaten/kota ini tumbuh 1,1% dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp34,31 triliun .
Dibandingkan dengan masa pandemi covid pada tahun 2020, pertumbuhan ekonomi di wilayah ini terlihat lebih tinggi. Sebelumnya pertumbuhan pada akhir tahun 2020 pasca covid tercatat turun 0,49%.
Menurut publikasi BPS, dengan total penduduk yang mencapai 577,77 ribu jiwa, PDRB per kapita di wilayah ini tercatat Rp59.490 ribu/kapita/tahun. PDRB per kapita ini secara nasional berada di urutan 168.
Dari 17 sektor yang mendorong pergerakan ekonomi di kabupaten/kota ini, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan menjadi unggulan.
Di urutan pertama yakni sektor pertanian, kehutanan dan perikanan. Pada 2023 lalu, sektor ini memberikan kontribusi PDRB terbesar dengan nilai mencapai Rp8,62 jutajuta. PDRB ini tumbuh 2,98%.
Di urutan kedua adalah sektor pertambangan dan penggalian pertumbuhan negatif -19,4% menjadi Rp6,76 jutajuta kemudian urutan ketiga diikuti oleh PDRB sektor industri pengolahan yang kali ini tumbuh 5,44% menjadi Rp5,36 jutajuta.
Selain itu, sektor lainnya yang memberikan kontribusi di urutan lima besar adalah konstruksi dengan PDRB Rp3,33 jutajuta.
Distribusi PDRB di Kabupaten Ketapang pada 2023
Menurut tingkat distribusinya, sektor utama yang menyumbang pertumbuhan terbesar PDRB di Kabupaten Ketapang ini adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dengan kontribusi mencapai 27,74%. Sektor lainnya diurutan lima besar adalah sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor, dan sektor konstruksi.
Sedangkan untuk sektor dengan distribusi terkecil adalah Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum,Sektor Jasa Lainnya,Sektor Jasa Perusahaan,Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang dan Sektor Pengadaan Listrik dan Gas.