Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan BI-Rate di level 6,00% pada November 2024.
Suku bunga deposit facility juga tetap 5,25%, dan suku bunga lending facility 6,75% seperti bulan sebelumnya.
(Baca: Bisnis Manufaktur RI Masih Lesu sampai Oktober 2024)
Keputusan BI ini dilatarbelakangi berbagai alasan, di antaranya untuk mengantisipasi risiko perekonomian global.
"Risiko perekonomian global semakin tinggi disertai dengan meningkatnya ketegangan geopolitik dan fragmentasi perdagangan," kata BI dalam siaran pers, Rabu (20/11/2024).
Menurut BI, perkembangan politik di AS saat ini mengarah pada kebijakan fiskal yang lebih ekspansif dan strategi ekonomi berorientasi domestik, termasuk penerapan tarif perdagangan yang tinggi.
"Perkembangan ini akan berdampak pada risiko melambatnya pertumbuhan ekonomi dan kembali meningkatnya inflasi dunia," kata BI.
"Di AS, proses penurunan inflasi akan berjalan lebih lambat sehingga penurunan suku bunga Fed Funds Rate diprakirakan juga akan lebih terbatas," lanjutnya.
Kendati begitu, BI menilai perekonomian Indonesia saat ini masih terjaga dan berpeluang tumbuh positif sampai akhir tahun.
"Pada triwulan IV 2024, pertumbuhan ekonomi diprakirakan tetap baik ditopang oleh konsumsi pemerintah, sejalan dengan kenaikan aktivitas belanja pemerintah pada akhir tahun," kata BI.
"Konsumsi rumah tangga diperkirakan tetap tumbuh sejalan dengan Indeks Keyakinan Konsumen yang terjaga dan dampak positif pelaksanaan pilkada di berbagai daerah," lanjutnya.
(Baca: Tren PHK Meningkat pada Januari-Oktober 2024)