Industri manufaktur dalam negeri kembali menggeliat. Itu ditandai oleh kenaikan Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada September 2022 menjadi 53,7 dari 51,7 pada Agustus. Angka itu merupakan yang tertinggi sejak Januari.
Angka terbaru juga menunjukkan pertumbuhan aktivitas pabrik selama 13 bulan berturut-turut, didorong oleh pemulihankondisi ekonomi setelah gangguan pandemi. Output tumbuh selama empat bulan berturut-turut dan berada pada laju tercepat dalam delapan bulan, dan pertumbuhan pesanan baru mencapai puncak hampir 1 tahun.
Ekonom di S&P Global Market Intelligence Laura Denman mengatakan, penguatan sektor manufaktur Indonesia tersebut didorong oleh kondisi permintaan yang lebih baik sehingga membantu mendorong kenaikan yang signifikan pada permintaan hampir selama satu tahun.
“Data survei terkini konsisten dengan penguatan kondisi kesehatan sektor manufaktur Indonesia sejak bulan Januari. Kondisi permintaan yang lebih baik membantu mendorong kenaikan tajam pada permintaan hampir selama satu tahun. Perbaikan kondisi permintaan ini mengarah pada kenaikan produksi yang lebih kuat, ketenagakerjaan dan aktivitas pembelian selama bulan September,” kata Laura.
Dari sisi harga, tekanan inflasi terus mereda, yang ditandai dengan tingkat inflasi harga input dan biaya output yang masing-masing turun ke level terendah dalam 20 dan 15 bulan.
(baca: PMI Manufaktur Indonesia Masih Ekspansif di ASEAN)