Kadar CO2 di Atmosfer Naik, Capai Rekor Tertinggi pada 2022

Lingkungan

Multiple Data

Adi Ahdiat 16/02/2023 12:35 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Konsentrasi CO2 di Atmosfer Global (Januari 1959-Januari 2023)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Akses multiple data

Kadar CO2 di Atmosfer Naik, Capai Rekor Tertinggi pada 2022

Anda butuh akun Professional untuk mengakses data ini.

Professional Bulanan

~~Rp300.000~~

Rp150.000/bln

Professional Tahunan

~~Rp2.400.000~~

Rp1.200.000/thn

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Konsentrasi CO2 di Atmosfer Global (Januari 1959-Januari 2023)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Menurut data National Aeronautics and Space Administration (NASA), konsentrasi karbon dioksida (CO2) di atmosfer terus meningkat dalam beberapa dekade belakangan.

Selama periode 1959-1986 konsentrasi CO2 di atmosfer rata-rata masih di bawah 350 parts per million (ppm). Artinya, hanya ada kurang dari 350 partikel CO2 dalam setiap satu juta partikel udara.

Namun, sejak 1987 levelnya naik hingga melampaui 350 ppm. Bahkan pada periode April-Juni 2022 konsentrasi CO2 di atmosfer mencapai kisaran 420 ppm, rekor paling tinggi yang pernah tercatat NASA.

Adapun pada Januari 2023 konsentrasinya berada di level 419 ppm, rekor tertinggi ke-4 sejak awal pencatatan NASA.

CO2 adalah salah satu jenis gas yang memiliki efek rumah kaca, yakni dapat menangkap dan menahan panas matahari. CO2 bisa berasal dari proses alam, seperti letusan gunung api atau kebakaran hutan alami.

Namun, peningkatan kadar CO2 di atmosfer saat ini lebih banyak berasal dari aktivitas manusia, terutama dari pembakaran energi fosil seperti batu bara, minyak bumi, dan gas bumi, serta pembakaran hutan atau deforestasi dengan sengaja.

"Karbon dioksida di atmosfer menghangatkan suhu planet dan menyebabkan perubahan iklim. Aktivitas manusia telah meningkatkan kandungan karbon dioksida di atmosfer hingga 50% dalam waktu kurang dari 200 tahun," kata NASA di situs resminya, dikutip Kamis (16/2/2023).

Seiring dengan kadar CO2 yang terus bertambah, suhu permukaan bumi juga mengalami tren peningkatan.

Selama periode 1981-2014 setiap tahun suhu permukaan bumi naik di kisaran 0,1 °C sampai 0,7 °C dibanding suhu rata-rata tahunan periode 1951-1980. Namun, sejak 2015 sampai sekarang kenaikan suhunya selalu melebihi 0,8 °C.

"Banyak ilmuwan berpikir kita perlu menurunkan tingkat karbon dioksida di atmosfer menjadi 350 ppm atau lebih rendah," kata NASA.

(Baca: Suhu Permukaan Bumi Naik 0,89 Derajat Celcius pada 2022)

Editor : Adi Ahdiat

Data Terkait

BMKG: Gempa Terkini di Timur Laut Enggano Bengkulu Magnitudo 5,1, Tak Berpotensi Tsunami

Gunung Semeru Kembali Erupsi Malam Ini, Tinggi Abu Vulkanik Sekitar 300 Meter

Waspada! Malam Ini Gunung Ibu Kembali Erupsi (Rabu, 13 November 2024)

Pasar Tunggu Rilis Inflasi AS, IHSG Ditutup Melemah 0,18% (Rabu, 13 November 2024)

Google: Pertumbuhan E-Commerce Indonesia Menguat pada 2024

Google: Ekonomi Digital Indonesia Terbesar di ASEAN pada 2024

Data Stories Terkini

BMKG: Gempa Terkini di Timur Laut Enggano Bengkulu Magnitudo 5,1, Tak Berpotensi Tsunami Lingkungan 14/11/2024, 1:48 WIB

Gunung Semeru Kembali Erupsi Malam Ini, Tinggi Abu Vulkanik Sekitar 300 Meter Demografi 13/11/2024, 23:06 WIB

Prakiraan Cuaca di Manado 13-22 Nov/24 Demografi 13/11/2024, 22:38 WIB

Prakiraan Cuaca di Denpasar 13-22 Nov/24 Demografi 13/11/2024, 21:25 WIB

Waspada! Malam Ini Gunung Ibu Kembali Erupsi (Rabu, 13 November 2024) Demografi 13/11/2024, 19:43 WIB

Indeks Obligasi Komposit Ditutup Turun 0,26% ke Level 392,5229 (Rabu, 13 November 2024) Pasar 13/11/2024, 18:43 WIB

Unduh

Sumber

Data Populer

Lihat Semua

Kadar CO2 di Atmosfer Naik, Capai Rekor Tertinggi pada 2022

Kadar CO2 di Atmosfer Naik, Capai Rekor Tertinggi pada 2022

Kadar CO2 di Atmosfer Naik, Capai Rekor Tertinggi pada 2022

Tags

Data Terkait

BMKG: Gempa Terkini di Timur Laut Enggano Bengkulu Magnitudo 5,1, Tak Berpotensi Tsunami

Gunung Semeru Kembali Erupsi Malam Ini, Tinggi Abu Vulkanik Sekitar 300 Meter

Waspada! Malam Ini Gunung Ibu Kembali Erupsi (Rabu, 13 November 2024)

Pasar Tunggu Rilis Inflasi AS, IHSG Ditutup Melemah 0,18% (Rabu, 13 November 2024)

Google: Pertumbuhan E-Commerce Indonesia Menguat pada 2024

Google: Ekonomi Digital Indonesia Terbesar di ASEAN pada 2024

Data Stories Terkini

Data Populer

Harga Minyak Dunia Naik ke US$ 72,08 per Barel (Rabu, 13 November 2024)

Nilai Tukar Rupiah Menguat ke Level Rp. 15.491,6 per Dolar AS (Jumat, 18 Oktober 2024)

Tiga Hari Terakhir, Harga Komoditas Nikel untuk Kontrak 3 Bulan ke Depan Terus Turun

Harga Gandum Kontrak Tiga Bulan Turun Tiga Hari Berurutan

Harga Timah Turun Menjadi US$30.150 per Ton per Selasa, 12 November 2024

Kadar CO2 di Atmosfer Naik, Capai Rekor Tertinggi pada 2022

Kadar CO2 di Atmosfer Naik, Capai Rekor Tertinggi pada 2022

Kadar CO2 di Atmosfer Naik, Capai Rekor Tertinggi pada 2022

Tags

Data Terkait

BMKG: Gempa Terkini di Timur Laut Enggano Bengkulu Magnitudo 5,1, Tak Berpotensi Tsunami

Gunung Semeru Kembali Erupsi Malam Ini, Tinggi Abu Vulkanik Sekitar 300 Meter

Waspada! Malam Ini Gunung Ibu Kembali Erupsi (Rabu, 13 November 2024)

Pasar Tunggu Rilis Inflasi AS, IHSG Ditutup Melemah 0,18% (Rabu, 13 November 2024)

Google: Pertumbuhan E-Commerce Indonesia Menguat pada 2024

Google: Ekonomi Digital Indonesia Terbesar di ASEAN pada 2024

Data Stories Terkini

Topik Trending

Gempa Terkini

Data Populer

Harga Minyak Dunia Naik ke US$ 72,08 per Barel (Rabu, 13 November 2024)

Nilai Tukar Rupiah Menguat ke Level Rp. 15.491,6 per Dolar AS (Jumat, 18 Oktober 2024)

Tiga Hari Terakhir, Harga Komoditas Nikel untuk Kontrak 3 Bulan ke Depan Terus Turun

Harga Gandum Kontrak Tiga Bulan Turun Tiga Hari Berurutan

Harga Timah Turun Menjadi US$30.150 per Ton per Selasa, 12 November 2024