Menurut data European Commission, volume emisi gas rumah kaca global pada 2023 mencapai 52.962 juta ton karbon dioksida ekuivalen (Mt CO2eq).
Volumenya meningkat 1,9% dibanding 2022, sekaligus menjadi rekor tertinggi baru seperti terlihat pada grafik.
(Baca: 2023 Jadi Tahun Terpanas Sepanjang Sejarah)
Negara penghasil emisi gas rumah kaca terbesar pada 2023 adalah China, Amerika Serikat, India, Uni Eropa, Rusia, dan Brasil.
"Jika digabung, negara-negara penghasil emisi terbesar itu menyumbang 49,8% dari total populasi global, 64,2% dari konsumsi bahan bakar fosil global, dan 62,7% dari emisi gas rumah kaca global," kata European Commission dalam laporan GHG Emissions of All World Countries 2024.
Emisi gas rumah kaca yang dicatat European Commission adalah gabungan dari emisi karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dinitrogen oksida (N2O), dan gas berfluorinasi (F gases).
Adapun datanya hanya mencakup emisi dari sektor pembangkit listrik, transportasi, pembakaran energi untuk industri, pertanian, eksploitasi bahan bakar fosil (pertambangan, produksi, dan pengolahan), proses industri (seperti proses produksi semen, pengolahan logam, produk kimia, dll), pembakaran energi untuk bangunan non-industri, dan sektor limbah.
Sedangkan emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan atau land use, land-use change, and forestry (LULUCF) belum termasuk.
(Baca: Investasi Energi Bersih Global Melampaui Energi Fosil)