Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan, prevalensi balita stunting di Provinsi Sumatra Barat sebesar 25,2% pada 2022, meningkat dari tahun sebelumnya yang masih 23,3%.
Terdapat 6 kabupaten/kota di Sumatra Barat yang memiliki prevalensi balita stunting di atas rata-rata provinsi, sedangkan 13 kabupaten/kota lainnya di bawah angka rata-rata.
Kabupaten Pasaman Barat merupakan wilayah dengan prevalensi balita stunting tertinggi di Sumatra Barat pada 2022, yakni mencapai 35,5%. Angka ini melonjak 11,5 poin dari 2021 yang sebesar 24%.
Kabupaten Kepulauan Mentawai menempati peringkat kedua di Sumatra Barat dengan prevalensi balita stunting sebesar 32%. Diikuti Kabupaten Solok Selatan dengan prevalensi balita stunting 31,7%.
Wilayah dengan prevalensi balita stunting terendah di provinsi ini adalah Kota Sawah Lunto, yakni 13,7%. Adapun Kota Padang menempati peringkat ke-12 di Sumatra Barat dengan angka balita stunting 19,5%.
Berikut prevalensi balita stunting di Sumatra Barat berdasarkan kabupaten/kota pada 2022:
- Kabupaten Pasaman Barat: 35,5%
- Kabupaten Kepulauan Mentawai: 32%
- Kabupaten Solok Selatan: 31,7%
- Kabupaten Sijunjung: 30%
- Kabupaten Pesisir Selatan: 29,8%
- Kabupaten Pasaman: 28,9%
- Kabupaten Padang Pariaman: 25%
- Kabupaten Dharmas Raya: 24,6%
- Kabupaten Agam: 24,6%
- Kabupaten Lima Puluh Kota: 24,3%
- Kabupaten Solok: 24,2%
- Kota Padang: 19,5%
- Kabupaten Tanah Datar: 18,9%
- Kota Pariaman: 18,4%
- Kota Solok: 18,1%
- Kota Payakumbuh: 17,8%
- Kota Padang Panjang: 16,8%
- Kota Bukittinggi: 16,8%
- Kota Sawah Lunto: 13,7%
(Baca: Ini Wilayah Aceh dengan Prevalensi Stunting Tertinggi pada 2022)