Republic First Bank, salah satu bank swasta di Amerika Serikat (AS), bangkrut pada 26 April 2024.
Hal ini diumumkan Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC), lembaga penjamin simpanan di AS.
"Hari ini Republic First Bank ditutup oleh Departemen Perbankan dan Sekuritas Pennsylvania," kata FDIC dalam siaran pers, Jumat (26/4/2024).
Untuk melindungi deposan, FDIC membuat perjanjian dengan Fulton Bank untuk menanggung seluruh simpanan nasabah dan membeli Republic First Bank.
"Para deposan Republic First Bank akan menjadi deposan Fulton Bank, nasabah tidak perlu mengubah relasi perbankannya untuk mempertahankan asuransi simpanan mereka," kata FDIC.
Kolapsnya Republic First Bank merupakan salah satu kasus kebangkrutan bank terbesar di AS dalam lima tahun terakhir.
Menurut data S&P Global Market Intelligence, per akhir 2023 Republic First Bank memiliki nilai total aset US$5,87 miliar.
Angka itu menjadikan Republic First Bank sebagai bank yang bangkrut dengan aset terbesar ke-4 di AS sejak 2019.
Kebangkrutan yang lebih besar sebelumnya dialami First Republic Bank, Silicon Valley Bank, dan Signature Bank pada 2023, dengan rincian nilai aset seperti terlihat pada grafik.
Adapun kebangkrutan bank ini salah satunya dipicu oleh kebijakan suku bunga bank sentral yang tinggi.
"Mirip dengan banyak bank lain, suku bunga tinggi memberikan tekanan pada Republic First Bank dengan meningkatkan kerugian belum terealisasi (unrealized loss) dalam portofolio sekuritas yang mereka jual," kata Zuhaib Gull, asisten manajer riset S&P Global Market Intelligence, dalam siaran pers, Jumat ((26/4/2024).
"Republic First Bank memiliki kerugian belum terealisasi (unrealized loss) yang besar, dan dipandang sebagai faktor yang menghambat minat pembeli," lanjutnya.
(Baca: Kredit Macet Turun Akhir 2023, Lebih Baik dari Pra-Pandemi)