Berdasarkan laporan survei Asosiasi Fintech Indonesia (Aftech), ada banyak startup fintech lokal yang belum ekspansi pasar ke perdesaan. Namun, mayoritasnya berencana melakukan hal tersebut.
Sebanyak 25,3% responden perusahaan fintech berencana ekspansi ke desa dalam 6 bulan-1 tahun ke depan. Kemudian 22,7% responden akan melakukan ekspansi serupa dalam 1-2 tahun ke depan, dan 13,3% dalam 2 tahun ke depan.
Jika digabungkan, responden perusahaan fintech yang berniat ekspansi ke desa mencapai 61,3%, sedangkan yang tidak punya rencana tersebut hanya 38,7%.
Adapun tantangan utama yang dihadapi startup fintech untuk berekspansi ke desa adalah literasi keuangan yang masih rendah. Alasan ini dipilih oleh 38,7% responden.
Kemudian 34,7% responden menilai tantangan utamanya adalah kondisi infrastruktur desa yang belum mumpuni, seperti stabilitas koneksi yang terbatas, masalah logistik, keterjangkauan, dan sebagainya.
Ada pula 12% responden yang merasa kepercayaan konsumen di perdesaan masih rendah.
"Selain itu, terdapat beberapa faktor lainnya, seperti kendala perbedaan budaya, teknologi informasi, SDM, hingga target pasar yang terkonsentrasi di Jakarta," kata Aftech dalam laporannya.
Aftech melakukan survei ini bersama Katadata Insight Center (KIC), dengan melibatkan 75 responden perwakilan perusahaan anggota Aftech. Survei dilakukan pada kuartal II-2023 melalui kuesioner online.
Mayoritas perusahaan yang terlibat dalam survei berlokasi di Jabodetabek (92%), diikuti Yogyakarta dan Surabaya (1,3%). Dari segi jumlah karyawan, mayoritas perusahaan memiliki kurang dari 50 karyawan (50,6%), diikuti 51-100 karyawan (24%).
(Baca: Ini Tindakan Pemerintah yang Paling Dibutuhkan Perusahaan Fintech Indonesia)