Produksi minyak semakin menurun, sedangkan konsumsi minyak terus meningkat. Hal itu membuat difisit neraca minyak Indonesia kembali melebar.
Berdasarkan data BP, produksi minyak Indonesia turun sebesar 51,43 ribu barel per hari (6,92%) menjadi 691,52 ribu barel per hari pada 2021 dibanding tahun sebelumnya. Sementara, konsumsi minyak domestik meningkat 73,0 ribu barel per hari (5,22%) dari tahun sebelumnya menjadi 1,5 juta barel per hari.
Alhasil, neraca minyak Indonesia kembali mengalami defisit sebesar 779,95 ribu barel per hari pada tahun lalu. Defisit tersebut merupakan terbesar dalam tiga tahun terakhir.
Produksi minyak nasional selalu berada di bawah 1 juta barel per hari dalam 11 tahun terakhir dan mencapai level terendahnya pada 2021 seperti terlihat pada grafik.
Seperti diketahui Indonesia telah menjadi negara net importir minyak sejak 2003. Pada saat itu, produksi minyak nasional mencapai 1,18 juta barel per hari, sedangkan konsumsinya mencapai 1,19 juta barel. Dengan demikian, terjadi defisit neraca minyak sebesar 14,9 ribu barel per hari.
Sejak saat itu neraca minyak nasional terus mengalami defisit dan menunjukkan tren naik hingga menyentuh level tertingginya sebesar 807,32 ribu barel per hari. Di mana produksi minyak hanya mencapai 781,38 ribu barel per hari sementara konsumsinya mencapai 1,62 juta barel per hari.
Produksi minyak menunjukkan penurunan seiring terbatasnya produksi dari sumur-sumur yang existing dan belum adanya sumur minyak baru. Sedangkan konsumsi minyak Indonesia menunjukkan kenaikan seiring makin tumbuhnya perekonomian yang mendorong kenaikan kebutuhan bahan bakar.
(Baca: Produksi Minyak Dunia Meningkat, Akankah Harganya Turun?)