Penjualan domestik batu bara Indonesia cenderung meningkat selama 10 tahun terakhir. Dalam kurun waktu tersebut capaian 2022 menjadi yang terbesar.
Melansir buku yang diterbitkan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Energy & Economic Statistics of Indonesia 2022, penjualan batu bara dalam negeri konsisten di atas 70 juta ton per tahun. Bahkan pada 2018, bobotnya sudah tembus hingga 115,08 juta ton.
Memang penjualan sempat ambruk selama dua kali dalam sedekade. Pada 2012, volume pengiriman domestik sebesar 82,14 juta ton, turun menjadi 72,07 juta ton. Selain itu pada 2019 sebesar 138,41 juta ton, turun menjadi 131,88 juta ton pada 2020.
Kenaikan paling agresif terjadi pada 2021-2022, dari 133,04 juta ton menjadi 215,81 juta ton. Ini capaian paling besar selama sedekade.
(Baca juga: Ini Banyaknya Penggunaan Batu Bara untuk Industri Selama 4 Tahun Terakhir)
Perkembangan harga batu bara
Menurut data Bank Dunia, rata-rata harga batu bara Newcastle menguat sejak Juli 2023, terus berlanjut hingga mencapai US$152,61 per ton pada Agustus 2023.
Rata-rata harganya pada Agustus 2023 menguat 8,52% secara bulanan (month-on-month/mom), meskipun masih jauh lebih murah dibanding setahun lalu.
Kendati demikian, dalam laporan Commodity Markets Outlook edisi April 2023, Bank Dunia memproyeksikan harga batu bara bakal turun sampai 2024.
Rata-rata harga batu bara Newcastle sepanjang 2023 diperkirakan sebesar US$200 per ton, kemudian tahun depan jadi US$155 per ton.
"Harga batu bara diperkirakan turun 42% pada 2023 dan turun lagi 23% pada 2024. Tapi, harganya masih jauh di atas rata-rata tahun 2015-2019," kata Bank Dunia.
(Baca juga: Harga Batu Bara Mulai Menguat Lagi pada Kuartal III 2023)