Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, perekonomian Jawa Barat berdasarkan besaran produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 2,21 kuadriliun sepanjang 2021. Jika diukur menurut besaran PDRB atas dasar harga konstan (ADHK) 2010, ekonomi Jawa Barat tumbuh 3,74% pada 2021 dibanding tahun sebelumnya.
Capaian tersebut lebih baik dibanding tahun sebelumnya yang mengalami kontraksi sedalam 2,52%. Namun, capaian tersebut lebih rendah dibandingkan dengan sebelum terjadi pandemi Covid-19 yang tumbuh sekitar 5%.
Produksi padi di Tanah Pasundan yang meningkat 2,36% menjadi 9,2 juta ton sepanjang tahun lalu, pembangunan proyek kereta cepat Jakarta Bandung (KCJB) dan pembangunan akses tol Cipali ke Bandara Internasional Jawa Barat menjadi penopang tumbuhnya perekonomian di provinsi yang dipimpin Gubernur Ridwan Kamil tersebut.
Selain itu, program diskon pajak penjualan barang mewah (PPnBM), pembangunan beberapa ruas tol, serta meningkatnya nilai ekspor Jawa Barat sebesar 37,34% menjadi US$ 33,86 miliar turut pemicu ekonomi Jawa Barat pada tahun lalu.
Inilah sektor yang berkontribusi terbesar terhadap PDRB Jawa Barat pada 2021:
- Industri pengolahan berkontribusi sebesar 41,8%
- Perdagangan besar dan eceran 14,46%
- Pertanian 8,54%
- Konstruksi 8,67%
- Transportasi dan pergudangan 4,99%
Sedangkan sektor yang mencatat pertumbuhan terbesar sepanjang tahun lalu:
- Real Estat tumbuh 11,75%
- Pengadaan listrik dan gas 11,66%
- Pengadaan air 9,63%
- Jasa perusahaan 8,54%
- Informasi dan komunikasi 7,3%.
(Baca: PDB Indonesia Menunjukkan Tren Kenaikan dalam 2 Dekade Terakhir)