Ekonomi Jawa Barat menurut besaran produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 555,06 triliun pada kuartal III 2021. Sementara menurut besaran PDRB atas dasar harga konstan 2010, ekonomi di Tanah Pasundan tumbuh 3,43% menjadi Rp 377,54 triliun pada kuartal III 2021 dibanding kuartal III 2020 (year on year/yoy).
Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat dari sisi lapangan usaha ditopang oleh industri pengolahan serta perdagangan besar dan eceran. Industri pengolahan tumbuh sebesar 5,73% (yoy) serta sektor perdagangan besar dan eceran tumbuh 3,17% (yoy) pada periode Juli-September 2021.
Sementara konsumsi rumah tangga, pembentukan modal tetap bruto (PMTB), dan ekspor menopang pertumbuhan Jawa Barat dari sisi pengeluaran. Secara rinci, komponen konsumsi rumah tangga tumbuh 0,04% (yoy), komponen pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 8,25% (yoy), serta komponen ekspor 23,32% (yoy).
Perekonomian Jawa Barat sempat mengalami resesi di saat terjadi pandemi Covid-19. PDRB provinsi tersebut mengalami kontraksi dalam empat kuartal secara beruntun mulai kuartal II 2020 hingga kuartal I 2021.
Di awal pandemi, yakni pada kuartal II 2020, PDRB provinsi yang dipimpin oleh Gubernur Ridwan Kamil tersebut sempat mengalami kontraksi hingga 5,91% (yoy). Namun, pada kuartal II 2021, perekonomian Jawa Barat berhasil mencatatkan pertumbuhan 6,17% (yoy).
(Baca: Ekonomi DKI Jakarta Tumbuh 2,43% pada Kuartal III 2021)