Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja ekspor Indonesia sepanjang empat bulan pertama tahun ini cenderung menurun.
Selama periode Januari-April 2023, nilai total ekspor nonmigas Indonesia mencapai USD 81,08 miliar. Perolehan tersebut lebih rendah sekitar 8,6% dibanding Januari-April tahun lalu.
(Baca: Kinerja Ekspor Indonesia Melemah pada April 2023)
Adapun dari 13 negara pasar ekspor utama Indonesia, Tiongkok menjadi satu-satunya negara yang mencatatkan kenaikan permintaan.
Pada Januari-April 2023, nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Tiongkok mencapai USD 20,57 miliar, meningkat 12,9% dibanding periode sama tahun lalu.
Sementara, nilai ekspor ke negara-negara tujuan utama lainnya menurun. Kontraksi paling dalam berasal dari Belanda, Amerika Serikat, dan Malaysia.
Sepanjang Januari-April 2023, nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Belanda mencapai USD 1,24 miliar, berkurang 35,25% dibanding periode sama tahun lalu.
Kemudian nilai ekspor nonmigas ke Amerika Serikat turun 27,77% menjadi USD 7,4 miliar, dan ekspor ke Malaysia turun 22,99% menjadi USD 2,98 miliar.
Nilai ekspor ke negara pasar utama ASEAN lainnya, yakni Singapura dan Thailand, juga turun cukup signifikan dengan rincian persentase seperti terlihat pada grafik.
Kendati kinerja ekspor secara umum melemah, Indonesia masih mampu mencetak surplus dagang.
Pada April 2023 Indonesia meraih surplus neraca perdagangan USD 3,94 miliar. Surplus ini lebih tinggi sekitar 39% dibanding Maret 2023, sekaligus menjadi surplus yang ke-36 kalinya terjadi secara berturut-turut dalam tiga tahun terakhir.
(Baca: Meski Ekspor dan Impor Melemah, Neraca Dagang RI Masih Surplus sampai April 2023)