Dalam laporan Global Economic Prospects edisi Juni 2022, Bank Dunia memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia pada 2022 menjadi 2,9% dari proyeksi sebelumnya yang sebesar 4,1%.
Bank Dunia menilai invasi Rusia ke Ukraina memperparah perlambatan ekonomi global, yang notabene belum pulih sepenuhnya dari dampak pandemi Covid-19.
Perekonomian dunia kini diprediksi memasuki periode pertumbuhan lemah yang berkepanjangan seiring meningkatnya laju inflasi.
“Perang Ukraina, lockdown di Tiongkok, gangguan rantai pasokan, dan risiko stagflasi telah menekan pertumbuhan. Bagi banyak negara, resesi akan sulit dihindari,” kata Presiden Bank Dunia David Malpass dalam siaran persnya, Selasa (7/6/2022).
Jika dirinci per kawasan, Bank Dunia merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Asia Selatan menjadi 6,8% pada 2022, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya yang sebesar 7,6%.
Proyeksi pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Timur dan Pasifik dipangkas menjadi 4,4% dari sebelumnya 5,1%.
Kemudian ekonomi kawasan Eropa dan Asia Tengah diproyeksikan akan mengalami kontraksi sebesar 2,9% pada tahun ini, berbalik dari proyeksi sebelumnya yang tumbuh 3%.
Ekonomi Amerika Latin dan Karibia diproyeksikan tumbuh 2,5%, melambat dari proyeksi sebelumnya yang sebesar 2,6%.
Sedangkan ekonomi Timur Tengah dan Afrika Utara diproyeksikan tumbuh 5,3%, lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya 4,4%.
Demikian pula ekonomi kawasan Sub Sahara Afrika diprediksi tumbuh 3,7% tahun ini, lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya 3,6%.
Berikut ini proyeksi Bank Dunia edisi Juni 2022 untuk pertumbuhan ekonomi global tahun 2023:
- Dunia: 3,00%
- Asia Timur dan Pasifik: 5,20%
- Eropa dan Asia Tengah: 1,50%
- Amerika Latin dan Karibia: 1,90%
- Timur Tengah dan Afrika Utara: 3,60%
- Asia Selatan: 5,80%
- Sub Sahara Afrika: 3,80%
(Baca: Bank Dunia Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 2022 Jadi 5,1%)