S&P Global Market melaporkan Purchasing Manager Index (PMI) manufaktur negara-negara kawasan Asia Tenggara (ASEAN) berada di level 52,2 pada Juli 2022, naik dari bulan sebelumnya di 52,0.
Indeks di atas 50 mengindikasikan aktivitas manufaktur masih ekspansif. Sebaliknya, indeks di bawah 50 mengalami kontraksi.
Data PMI ASEAN pada Juli 2022 memberikan sinyal peningkatan kondisi aktivitas manufaktur di ASEAN. Output dan pesanan baru meningkat meskipun laju peningkatannya sedikit melunak.
Ekonom S&P Global Market Intelligence Maryam Baluch mengatakan data PMI Juli 2022 menunjukkan pertumbuhan sektor manufaktur ASEAN. “Dilonggarkannya pembatasan kegiatan masyarakat di masa pandemi telah mendorong produksi dan volume penjualan,” tuturnya.
Terdapat 2 negara di mana PMI manufakturnya di atas angka PMI ASEAN, yakni Singapura dan Thailand. Dari 7 negara ASEAN, 4 negara PMI manufakturnya naik dan 3 lainnya turun. Sementara ada 1 negara yang PMI manufakturnya mengalami kontraksi, yaitu Myanmar.
Singapura memimpin improvisasi manufaktur di kawasan ASEAN. PMI Negeri Singa berada di level 58 pada Juli 2022, naik 0,5 basis points (bps) dari bulan sebelumnya.
Diikuti PMI manufaktur Thailand di level 52,4, naik 170 bps dari bulan sebelumnya. Berikutnya PMI manufaktur Indonesia di posisi 51,2, naik 20 bps dari bulan sebelumnya.
Setelahnya ada PMI Vietnam di posisi 51,2 pada bulan lalu, turun 280 bps dari bulan sebelumnya. Kemudian PMI Filipina dengan di level 50,8, turun 300 bps dari bulan sebelumnya. PMI Malaysia berada di posisi 50,6, naik 20 bps dari bulan sebelumnya, serta PMI Myanmar berada di level 46,5, turun 170 bps dari bulan sebelumnya.
(Baca: Permintaan Meningkat, PMI Manufaktur Indonesia Capai Level Tertinggi dalam 3 Bulan Terakhir)