Sejak awal Januari sampai 27 Desember 2022 pemerintah sudah menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan total nilai akad Rp361 triliun.
Dalam periode tersebut penyaluran KUR paling banyak masuk ke sektor perdagangan besar dan eceran, yakni Rp172,1 triliun.
Di urutan berikutnya ada sektor pertanian, perburuan, dan kehutanan yang menerima KUR Rp116,9 triliun; industri pengolahan Rp31,4 triliun; serta jasa kemasyarakatan, sosial, budaya, dan hiburan Rp25,5 triliun.
Kemudian sektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makanan-minuman menerima KUR Rp16,6 triliun; sedangkan gabungan sektor lain-lainnya Rp17,6 triliun.
(Baca: Ini Bank Penyalur Kredit Usaha Rakyat Terbesar sampai Desember 2022)
Secara spasial tahun ini penyaluran KUR paling banyak masuk ke Jawa Tengah, yakni Rp68,3 triliun. Kemudian Jawa Timur menerima Rp66,6 triliun dan Jawa Barat Rp52,3 triliun.
Adapun menurut data Kemenko Perekonomian, sampai pertengahan Desember 2022 nilai sisa pinjaman yang belum dikembalikan (outstanding) debitur KUR mencapai Rp476 triliun dengan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) 1,1%.
Sepanjang tahun ini sekitar 66,29% penyaluran KUR masuk ke sektor usaha mikro, 31,95% ke usaha kecil, 1,75% ke usaha super mikro, dan 0,01% ke pekerja migran Indonesia (PMI).
(Baca: Penyaluran Kredit Usaha Rakyat Tembus Rp356 Triliun di Penghujung 2022)