Lembaga-lembaga keuangan internasonal memperkirakan ekonomi global berisiko mengalami resesi dalam beberapa waktu ke depan.
Bank Dunia, misalnya. Dalam laporan East Asia and the Pacific Economic Update edisi Oktober 2022, Bank Dunia menyatakan ekonomi global sudah menunjukkan perlambatan hingga berpotensi mengurangi permintaan ekspor dari kawasan Asia Timur dan Pasifik.
Hal senada disampaikan International Monetary Fund (IMF). Dalam laporan World Economic Outlook edisi Oktober 2022, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi kelompok negara maju bakal melambat sampai tahun depan, terutama di Amerika Serikat dan negara-negara Eropa.
Di tengah banyaknya ramalan suram ini, nilai ekspor Indonesia pun tercatat mengalami penurunan.
Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), pada September 2022 nilai ekspor nasional menyusut 10,99% dibanding bulan sebelumnya (month-on-month/mom).
"Penurunan ekspor September 2022 dibanding Agustus 2022 disebabkan oleh menurunnya ekspor nonmigas 10,31% (mom), dan ekspor migas turun 21,41% (mom)," lapor BPS.
Jika dilihat berdasarkan regional tujuannya, penurunan permintaan ekspor nonmigas Indonesia paling banyak terjadi di kawasan Uni Eropa, wilayah yang tengah diguncang konflik geopolitik Rusia-Ukraina.
BPS mencatat, secara kumulatif ekspor nonmigas Indonesia ke seluruh wilayah Uni Eropa turun 21,47% (mom) pada September 2022. Namun, ada juga peningkatan ekspor nonmigas ke beberapa negara, meskipun hanya sedikit.
Berikut rincian persentase kenaikan/penurunan ekspor nonmigas Indonesia ke sejumlah negara/kawasan tujuan utama pada September 2022:
- Jerman: naik 15,86% (mom)
- ASEAN lainnya: naik 3,78% (mom)
- Tiongkok: turun 0,09% (mom)
- Jepang: turun 2,53% (mom)
- Australia: turun 3,03% (mom)
- Singapura: turun 7,17% (mom)
- Taiwan: turun 7,97% (mom)
- Korea Selatan: turun 11,91% (mom)
- Italia: turun 14,97% (mom)
- Malaysia: turun 16,25% (mom)
- Thailand: turun 18,04% (mom)
- Amerika Serikat: turun 18,26% (mom)
- Uni Eropa lainnya: turun 27,34% (mom)
- India: turun 29,23% (mom)
- Belanda: turun 29,63% (mom)
"Total nilai ekspor nonmigas September 2022 ke-13 negara tujuan mencapai US$17,13 miliar atau turun US$1,98 miliar (10,38%) dibanding Agustus 2022," lapor BPS.
"Penurunan tersebut disebabkan oleh turunnya nilai ekspor ke hampir semua negara tujuan utama seperti India, Amerika Serikat, Malaysia, Belanda, dan Thailand," lanjut BPS.
BPS juga melaporkan, kendati ada penurunan, selama periode Januari–September 2022 Tiongkok tetap menjadi negara tujuan ekspor terbesar Indonesia, diikuti Amerika Serikat dan India.
(Baca: Ekspor-Impor RI September 2022 Turun, tapi Masih Lebih Tinggi dari Tahun Lalu)