Menurut data Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), penjualan senjata di seluruh dunia cenderung meningkat dari waktu ke waktu.
Sepanjang tahun 2021 nilai penjualan senjata global tercatat mencapai US$592 miliar, naik 7,6% dibanding 2020. Jika dibandingkan dengan dua dekade lalu, nilai penjualan senjata global selama 2002-2021 sudah melonjak 174%.
Pada 2021, nilai penjualan senjata terbesar di dunia berasal dari Lockheed Martin, perusahaan asal Amerika Serikat (AS).
Lockheed Martin pertama kali muncul sebagai produsen pesawat terbang sipil. Namun, dalam perkembangannya mereka juga membuat pesawat tempur, roket, rudal, radar militer, dan berbagai teknologi penunjang perang lain.
Pada 2021 Lokcheed Martin tercatat membukukan penjualan senjata senilai US$60,3 miliar. Hasil penjualan senjata ini berkontribusi 90% terhadap total penjualan perusahaan mereka, sekaligus menempatkannya di daftar puncak pedagang senjata global.
(Baca: Daftar Negara Pemasok Senjata untuk Israel, AS Teratas)
Hal serupa dilakukan Boeing. Meski dikenal sebagai produsen pesawat terbang, Boeing turut memproduksi berbagai perlengkapan perang, di antaranya bom dan peluru kendali.
Sepanjang 2021 Boeing mencetak US$33,4 miliar dari hasil penjualan senjata, menyumbang 54% terhadap total penjualan perusahaan mereka.
Selain dari AS, daftar top 10 pedagang senjata global dihuni oleh perusahaan asal Inggris dan Tiongkok, berikut rinciannya:
- Lockheed Martin (AS): US$60,34 miliar
- Raytheon Technologies (AS): US$41,85 miliar
- Boeing (AS): US$33,42 miliar
- Northrop Grumman (AS): US$29,88 miliar
- General Dynamics (AS): US$26,39 miliar
- BAE Systems (Inggris): US$26,02 miliar
- NORINCO (Tiongkok): US$21,57 miliar
- Aviation Industry Corporation of China/AVIC (Tiongkok): US$20,11 miliar
- China Aerospace Science and Technology Corporation/CASC (Tiongkok): US$19,10 miliar
- China Electronic Technology Group Corporation/CETC (Tiongkok): US$14,99 miliar
(Baca: Seminggu Perang, Harga Saham Teknologi Militer Israel Menguat)