Menurut data yang dihimpun Investing.com, nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap won Korea Selatan mencapai KRW1.413,70 pada perdagangan yang masih berlangsung Rabu malam (4/12/2024).
Nilai itu turun 0,05% dari penutupan perdagangan pada Selasa (3/12/2024) yang sebesar 1.414,47.
Pada perdagangan yang masih berlangsung saat ini, won sempat menyentuh level terendah pada level 1.406,8. Kini masih bergerak di rentang 1.412-1.413.
Melemahnya won merupakan respons atas diberlakukannya status darurat militer oleh Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol. Melansir Katadata, ia berdalih pasukan antinegara dan ancaman Korea Utara dibalik keputusan tersebut saat mengumumkannya melalui siaran TV larut malam.
Anggota parlemen oposisi bergegas ke gedung parlemen untuk meloloskan pemungutan suara darurat guna mencabut tindakan tersebut. Setelah kalah, Yoon muncul beberapa jam kemudian untuk menerima suara parlemen dan mencabut perintah darurat militer para Rabu (4/12/2024) dini hari.
(Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Korea Selatan Setelah Darurat Militer 1979)
Meski berlangsung sekitar enam jam saja, status darurat militer itu menciptakan kekalutan.
Merujuk laporan Reuters yang diwartakan Katadata, pada satu titik, won turun 2% dan bersiap menghadapi kerugian satu hari terbesar sejak 9 November 2016, sehari setelah pemilihan umum AS 2016 yang membawa Donald Trump ke tampuk kekuasaan dan memulai penghitungan waktu untuk perang dagang yang membayangi dengan Tiongkok.
Hal ini memperkuat status won sebagai mata uang utama Asia dengan kinerja terburuk terhadap dolar pada tahun ini. Won melemah terhadap dolar AS hampir 10%. Indeks acuan Kospi juga merupakan salah satu indeks saham dengan kinerja terburuk di Asia tahun ini, turun hampir 6% sepanjang tahun ini hingga Selasa (4/12). Saat pembukaan pasar hari ini, Kospi turun hingga 2%.
(Baca Katadata: Bursa Saham Korsel dan Won Jeblok Usai Kisruh Status Darurat Militer)