Mantan wakil presiden Jusuf Kalla (JK) menyebut, pemerintahan Presiden Jokowi membayar utang dalam jumlah sangat besar setiap tahunnya.
"Pak AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) tadi mengatakan utang besar, betul. Setahun (pemerintah) bayar utang lebih Rp1.000 triliun, terbesar dalam sejarah Indonesia sejak merdeka," kata JK dalam Milad ke-21 PKS di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (20/5/2023).
Namun, jika melihat data-data dari Kementerian Keuangan dan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP), nilai pembayaran utang pemerintah era Jokowi tidak sebesar itu.
Berdasarkan laporan APBN Kita: Kaleidoskop 2022, sepanjang tahun lalu pemerintah membayar cicilan pokok utang dalam negeri Rp1,9 triliun, cicilan pokok utang luar negeri Rp79,3 triliun, dan bunga utang Rp386,3 triliun.
Jika ditotalkan, jumlahnya memang meningkat dibanding 2021, sekaligus menjadi pembayaran bunga dan cicilan utang tertinggi sejak awal Jokowi menjabat.
Namun, jumlahnya masih jauh dari nominal yang disebutkan JK. Seperti terlihat pada grafik di atas, dalam sembilan tahun terakhir pemerintahan Jokowi tercatat membayar total cicilan dan bunga utang di kisaran Rp195 triliun sampai Rp467 triliun per tahun.
Menanggapi isu ini, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengklaim bahwa pemerintah sudah menyiapkan strategi untuk membayar utang secara berkelanjutan.
"Yang paling penting, prinsipnya (utang) yang jatuh tempo bisa dibayar, kemudian beban utangnya tetap dapat dikendalikan, itu yang masuk dalam sustainabilitas," kata Sri Mulyani disiarkan Katadata.co.id, Selasa (23/5/2023).
(Baca: Utang Pemerintah Capai Rp7.879 Triliun pada Akhir Maret 2023, Ini Rinciannya)