Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan, realisasi belanja negara dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mencapai Rp1.005 triliun pada Mei 2023. Realisasi ini naik 7,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
"Ini artinya 32,8% dari total belanja negara sudah dibelanjakan," ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers online, Senin (26/6/2023). Adapun target belanja pada APBN tahun ini mencapai Rp3.061,2 triliun.
Sri Mulyani mengatakan, belanja pemerintah pusat telah terealisasi sebesar Rp714,6 triliun atau tumbuh sebesar 9,3% secara tahunan (yoy). Komponen ini terdiri dari pos belanja kementerian dan lembaga (K/L) serta belanja non-K/L.
Pengeluaran negara untuk belanja K/L per Mei 2023 telah terealisasi sebesar Rp326,2 triliun atau tumbuh 2,2% (yoy).
Belanja pos tersebut ditujukan untuk penyaluran Bantuan Operasional Sekolah (BOS), penyaluran Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kartu Sembako, penyaluran bantuan iuran bagi peserta PBI JKN, bantuan bencana, dan pembangunan infrastruktur.
Kemudian, belanja non-K/L tumbuh paling pesat pada Mei 2023, yaitu naik 16% (yoy) menjadi Rp388,4 triliun. Adapun realisasi belanja ini utamanya untuk pembayaran manfaat pensiun, pembayaran kompensasi energi, dan penyaluran subsidi.
Di sisi lain, realisasi belanja transfer ke daerah (TKD) sebesar Rp290,3 triliun, atau naik 2,1% (yoy).
Adapun pendapatan negara tumbuh 13% (yoy) menjadi Rp1.209,3 triliun pada Mei 2023. Pendapatan yang lebih besar ketimbang belanja ini menjadikan APBN mengalami surplus sebesar Rp204,3 triliun. Surplus ini setara dengan 0,97% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
(Baca: APBN RI Kembali Cetak Surplus pada Mei 2023 Meski Dibayangi Risiko Ekonomi Global)