Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melaporkan, realisasi investasi di bidang hilirisasi pada kuartal I-2024 mencapai Rp75,8 triliun.
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menyampaikan, capaian tersebut turun 29,9% dari kuartal IV-2023 (quarter-to-quarter/qtq) yang sebesar Rp109,4 triliun.
"Dari total investasi Rp401,5 triliun, data hilirisasinya ini adalah Rp75,8 triliun atau setara dengan 18,9% dari total realisasi investasi triwulan pertama,” kata Bahlil pada konferensi pers di kanal YouTubenya, Senin (29/4/2024).
Pada kuartal pertama 2024, investasi hilir paling banyak masuk ke sektor mineral, yakni Rp43,2 triliun. Investasi ini terbagi untuk pembangunan smelter nikel Rp33,4 triliun; smelter tembaga Rp8,4 triliun; dan smelter bauksit Rp1,4 triliun.
Berikutnya, ada investasi di sektor kehutanan, khususnya industri pulp dan paper senilai Rp13,3 triliun.
Lalu investasi hilir di sektor pertanian dari industri crude palm oil (CPO) dan oleokimia sebesar Rp11,1 triliun. Kemudian disusul sektor minyak dan gas, terutama industri petrokimia senilai Rp7,4 triliun.
Sementara nilai investasi di sektor ekosistem kendaraan listrik jadi yang terendah, khususnya industri baterai kendaraan listrik, hanya mengantongi Rp0,8 triliun.
Adapun total realisasi investasi Indonesia sepanjang kuartal I-2024 mencapai Rp401,5 triliun atau naik 22,1% dari periode sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Nilai investasi ini terdiri dari penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp204,4 triliun (50,9%) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) Rp197,1 triliun (49,1%).
Capaian tersebut menyerap tenaga kerja sebanyak 547.419 orang, diklaim jadi yang tertinggi sepanjang sejarah.
(Baca: Ini Tren Investasi Hilirisasi di Indonesia Lima Tahun Terakhir)