113 Titik Panas Terdeteksi di Indonesia Dalam 24 Jam Terakhir (Kamis, 17 April 2025)
- A Kecil
- A Sedang
- A Besar
Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 113 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia. Jumlah titik panas ini berkurang 16 titik dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Kamis (17/4/2025) pukul 11.52 WIB. Dari 113 titik panas terdeteksi, 110 titik skala sedang dan 3 titik skala rendah.
Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.
(Baca: Gempa Bumi Berkekuatan 4.5 M Guncang 14 Km Utara Dari San Carlos,)
Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Kepulauan Bangka Belitung sebanyak 20 titik. Kalimantan Barat menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 16 titik. Nusa Tenggara Timur berada di posisi ketiga sebanyak 11 titik panas.
Sebanyak 10 titik panas terdeteksi di Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah menyusul dengan 8 titik panas, serta Jawa Timur dan Sumatera Selatan masing-masing memiliki 8 dan 7 titik panas terdeteksi.
Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.
Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.
(Baca: 10 Negara dengan Gempa Bumi Terbanyak 2023, Indonesia Pertama)