Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, terdapat 52 peristiwa bencana di Indonesia selama periode 14-20 Agustus 2023.
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) mendominasi bencana di Tanah Air dalam sepekan terakhir dengan total 32 kejadian. Jumlah ini setara 62% dari total kejadian bencana nasional pada periode tersebut.
“Memang kalau kita bisa lihat trennya, BNPB sudah bisa mengatakan kita masuk pada fase puncak musim kemarau,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam konferensi pers daring, Selasa (22/8/2023).
Abdul Muhari juga menjelaskan, puncak musim kemarau membuat banyaknya titik panas (hot spot) pada dua minggu pertama Agustus 2023 lebih tinggi dari dua minggu pertama Juni dan Juli.
Adapun dalam periode 1-14 Agustus 2023, BNPB mencatat, ada 70.144 hotspot di Indonesia. Sedangkan periode 1-14 Juni 2023 terdapat 10.470 titik dan periode 1-14 Juli ada 6.270 titik.
Kalimantan jadi wilayah dengan hot spot tertinggi nasional, yang jumlahnya hotspot-nya mencapai 40.141 titik pada periode dua minggu pertama Agustus 2023.
"Ini artinya sudah sangat luar biasa (panas)," tambah Abdul.
Bencana terbanyak berikutnya adalah banjir, yang dilaporkan sebanyak 7 kejadian.
"Lokasi bagian utara khatulistiwa atau Indonesia bagian barat itu masih ada hujan dengan intensitas cukup tinggi. Sehingga ada banjir bandang di pesisir selatan Sumatra Barat dan Aceh Tenggara," jelas Abdul.
Kemudian bencana puting beliung ada 7 kejadian disusul kekeringan sebanyak 6 kejadian.
BNPB juga menyebutkan, bencana kekeringan paling banyak terjadi di Pulau Jawa dengan kisaran 50-70% wilayah tersebut terdampak kekeringan.
(Baca juga: Banjir dan Cuaca Ekstrem, Bencana Alam Terbanyak di Indonesia sampai Awal Agustus 2023)