Pemerintah Indonesia menargetkan dapat mengentaskan kemiskinan ekstrem dalam waktu dekat. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa bahkan berharap angka kemiskinan ekstrem bisa turun menjadi nol persen pada 2024.
"Alhamdulillah sekarang level kemiskinan ekstrem di Indonesia sudah dua persen," ujar Monoarfa dalam konferensi pers Nota Keuangan dan RUU APBN 2023, seperti dilansir Katadata.co.id, Rabu (17/8/2022).
Menurut Bank Dunia, kemiskinan ekstrem adalah kondisi di mana seseorang memiliki pendapatan kurang dari US$1,9/hari berdasarkan Purchasing Power Parity (PPP). Batas atas kemiskinan ekstrem tersebut kira-kira setara dengan Rp27.128/hari (kurs Rp 14.278 per US$).
Adapun tingkat kemiskinan ekstrem Indonesia menunjukkan tren turun dalam 1 dekade terakhir. Menurut data Bank Dunia, pada 2012 persentase kemiskinan ekstrem nasional masih sebesar 9,5%, namun pada 2021 telah turun ke 2,2%.
Sedangkan berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah penduduk miskin ekstrem nasional lebih banyak, yakni 10,87 juta jiwa (4%) per Maret 2021.
(Baca: Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) Penduduk Indonesia Menurut Provinsi Maret 2022)