Gunung Ili Lewotolok Erupsi pada Senin Pagi, Tingkat Aktivitas di Level Waspada
- A Kecil
- A Sedang
- A Besar
Gunung Ili Lewotolok di Nusa Tenggara Timur kembali erupsi pada Senin (19/5/2025) pukul 07.51 WITA. Dalam sepekan terakhir, Gunung Ili Lewotolok sudah erupsi 9 kali.
Melansir informasi letusan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui aplikasi MAGMA Indonesia, tinggi kolom abu teramati sekitar 500 meter di atas puncak atau 1.923 meter di atas permukaan laut.
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah barat laut. Erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 14,8 milimeter dan durasi 30 detik.
(Baca: Banjir Masih Jadi Bencana Terbanyak di Indonesia hingga Maret 2025 )
Menurut laporan aktivitas gunung api MAGMA Indonesia, tingkat aktivitas Gunung Ili Lewotolok di Level II (Waspada). Pengamatan kegempaan pada 19 Mei 2025 pukul 00.00-23.59 WITA menunjukkan terjadi 27 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 11,7-17,5 milimeter dan lama gempa 23-26 detik.
Kemudian, 202 kali gempa hembusan dengan amplitudo 1,6-8,8 milimeter dan lama gempa 19-26 detik serta 4 kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 2,3-4,5 milimeter dan lama gempa 7-8 detik.
PVMBG menghimbau masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 2 kilometer dari pusat aktivitas Gunung Ili Lewotolok, dan masyarakat Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dari bagian timur puncak/ kawah Gunung Ili Lewotolok.
Selama tahun 2025, MAGMA Indonesia telah merekam 3.774 letusan/erupsi gunung api di seluruh Indonesia. Gunung Semeru di Jawa Timur paling banyak erupsi (1.635 kali letusan) sedangkan Gunung Ili Lewotolok erupsi 59 kali.
(Baca: Nilai Kerugian Ekonomi Akibat Banjir Secara Global Turun pada 2023)