KLHK Temukan 44 Hotspot di Indonesia, Terbanyak di Maluku Utara (Kamis, 30 Januari 2025)


Nama Data | Nilai |
---|---|
Maluku Utara | 19 |
Riau | 7 |
Papua | 5 |
Aceh | 4 |
Sulawesi Tengah | 4 |
Gorontalo | 1 |
Nusa Tenggara Timur | 1 |
Sulawesi Tenggara | 1 |
Sumatera Barat | 1 |
Sumatera Utara | 1 |
- A Font Kecil
- A Font Sedang
- A Font Besar
Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 44 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia.
Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Kamis (30/1/2025) pukul 11.26 WIB. Dari 44 titik panas terdeteksi, 43 titik skala sedang dan 1 titik skala rendah.
Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.
(Baca: Gempa Bumi Berkekuatan 4.5 M Guncang 14 Km Utara Dari San Carlos,)
Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Maluku Utara sebanyak 19 titik. Riau menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 7 titik. Papua berada di posisi ketiga sebanyak 5 titik panas.
Sebanyak 4 titik panas terdeteksi di Aceh, Sulawesi Tengah menyusul dengan 4 titik panas, serta Gorontalo dan Nusa Tenggara Timur masing-masing memiliki 1 dan 1 titik panas terdeteksi.
Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.
Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.