Gunung Ili Lewotolok Kembali Erupsi Sore Ini, Tinggi Abu 300 Meter dari Atas Puncak


Nama Data | Nilai |
---|---|
Semeru | 930 |
Ibu | 818 |
Lewotobi Laki-laki | 152 |
Ili Lewotolok | 35 |
Marapi | 24 |
Dukono | 19 |
Dempo | 2 |
- A Font Kecil
- A Font Sedang
- A Font Besar
Gunung Ili Lewotolok di Nusa Tenggara Timur kembali erupsi pada Sabtu (8/3/2025) pukul 16.56 WITA. Dalam sepekan terakhir, Gunung Ili Lewotolok sudah erupsi 13 kali.
Melansir informasi letusan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui aplikasi MAGMA Indonesia, tinggi kolom abu teramati sekitar 300 meter di atas puncak atau 1.723 meter di atas permukaan laut.
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur. Erupsi tersebut terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 32 milimeter dan durasi 52 detik.
(Baca: Kalimantan Barat Hasilkan Emisi CO2 dari Karhutla Terbanyak sampai Juli 2023)
Menurut laporan aktivitas gunung api MAGMA Indonesia, tingkat aktivitas Gunung Ili Lewotolok di Level II (Waspada). Pengamatan kegempaan pada 8 Maret 2025 pukul 00.00-23.59 WITA menunjukkan terjadi 138 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 15,4-38 milimeter dan lama gempa 20-287 detik.
Kemudian, 63 kali gempa hembusan dengan amplitudo 1,3-33,1 milimeter dan lama gempa 21-68 detik serta 46 kali harmonik dengan amplitudo 1,9-13,9 milimeter dan lama gempa 45-937 detik.
PVMBG menghimbau masyarakat di sekitar Gunung Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak memasuki dan tidak melakukan aktivitas di dalam wilayah radius 2 kilometer dari pusat aktivitas Gunung Ili Lewotolok, dan masyarakat Desa Lamatokan, dan Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya dari guguran/longsoran lava dari bagian timur puncak/ kawah Gunung Ili Lewotolok.
Selama tahun 2025, MAGMA Indonesia telah merekam 1.980 letusan/erupsi gunung api di seluruh Indonesia. Gunung Semeru di Jawa Timur paling banyak erupsi (930 kali letusan) sedangkan Gunung Ili Lewotolok erupsi 35 kali.
(Baca: 55 Bencana Terjadi pada Tengah September 2023, Karhutla Mendominasi)