Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), pada Maret 2023 ada sekitar 25,9 juta penduduk miskin di Indonesia.
Jumlah penduduk miskin tersebut berkurang sekitar 460 ribu orang dibanding September 2022, atau turun 260 ribu orang dibanding Maret tahun lalu.
Persentase penduduk miskin nasional juga menyusut dalam setahun terakhir, dari 9,54% pada Maret 2022, menjadi 9,36% pada Maret 2023.
Baik dari segi jumlah maupun persentase, angka kemiskinan nasional pada Maret 2023 merupakan yang terendah sejak awal pandemi Covid-19 melanda.
BPS mendefinisikan penduduk miskin sebagai penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran di bawah Garis Kemiskinan.
Garis Kemiskinan per kapita pada Maret 2023 dipatok sebesar Rp550.458 per kapita per bulan. Sementara, Garis Kemiskinan rumah tangga sebesar Rp2.592.657 per rumah tangga miskin per bulan.
Menurut BPS, ada sejumlah faktor yang mempengaruhi turunnya angka kemiskinan nasional pada Maret 2023, yaitu:
- Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) turun, dari 5,86% (Agustus 2022) menjadi 5,45% (Februari 2023)
- Nilai Tukar Petani (NTP) naik, dari 106,82 (September 2022) menjadi 110,85 (Maret 2023)
- Laju inflasi turun, dari 3,6 (Maret 2022-September 2022) menjadi 1,32 (September 2022-Maret 2023)
- Konsumsi rumah tangga pada kuartal I 2023 naik 2,21% dibanding kuartal III 2022
"Bantuan sosial tetap diupayakan untuk mengurangi beban pengeluaran penduduk miskin. Pemanfaatan bansos Program Keluarga Harapan (PKH) Triwulan I-2023 mencapai 89,3 persen, sementara pemanfaatan bansos Sembako tahap 1 telah mencapai 86,5 persen," kata BPS dalam laporannya.
(Baca: Berapa Anggaran Bansos untuk Penduduk Miskin per Tahun?)