KLHK Temukan 114 Hotspot di Indonesia, Terbanyak di Kalimantan Timur (Sabtu, 24 Mei 2025)
- A Kecil
- A Sedang
- A Besar
Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 114 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia. Jumlah titik panas ini berkurang 42 titik dibandingkan dengan periode sebelumnya.
Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Sabtu (24/5/2025) pukul 11.53 WIB. Dari 114 titik panas terdeteksi, 1 titik dengan tingkat kepercayaan hotspot tinggi dan 113 titik skala sedang.
Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.
(Baca: Tren Letusan Gunung Berapi dalam Beberapa Tahun Terakhir)
Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Kalimantan Timur sebanyak 23 titik. Nusa Tenggara Timur menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 21 titik. Maluku Utara berada di posisi ketiga sebanyak 9 titik panas.
Sebanyak 9 titik panas terdeteksi di Kalimantan Barat, Sumatera Barat menyusul dengan 8 titik panas, serta Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara masing-masing memiliki 7 dan 6 titik panas terdeteksi.
Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.
Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.
(Baca: Indonesia Punya Gunung Berapi Aktif Terbanyak di Dunia)