Anak-anak muda dari kelompok pengeluaran terendah lebih cepat menikah ketimbang yang berasal dari kelompok pengeluaran tertinggi. Hal ini berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS).
Pemuda yang usia kawin pertamanya di bawah 22 tahun didominasi dari kelompok pengeluaran rumah tangga 40 persen terbawah. Persentasenya sebesar 65,73%.
Rinciannya, 3,06% berasal dari usia di bawah 15 tahun dan 25,79% dari usia 16-18 tahun. Lalu, sebanyak 36,88% berasal dari usia 19-21 tahun.
Berbeda, pada kelompok pengeluaran 20 persen teratas didominasi oleh pemuda yang memiliki usia kawin pertama pada usia yang lebih dewasa. Rentang usianya yakni 22-30 tahun, sebesar 65,41%
Secara rinci, 32,53% anak muda pada kelompok pengeluaran tersebut berasal dari usia 22-24 tahun. Kemudian, sebanyak 32,88% berasal dari usia 25-30 tahun.
Adapun menurut BPS, fenomena tersebut tidak lepas dari perspektif keluarga dengan status ekonomi rendah. Mereka umumnya tidak mampu memenuhi biaya pendidikan serta cenderung melihat anak perempuan sebagai beban ekonomi keluarga yang harus segera ditangani melalui pernikahan sedini mungkin.
(Baca: Mayoritas Perempuan Indonesia Menikah Usia 19-24 Tahun)