PT Sepatu Bata Tbk mencetak penjualan neto Rp643,45 miliar pada 2022, meningkat sekitar 46% dibanding tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).
Namun, peningkatan penjualan itu tergerus oleh beban perusahaan yang membengkak.
Sepanjang 2022, emiten berkode BATA ini mengalami kenaikan beban pokok penjualan 57% (yoy) menjadi Rp383,43 miliar.
Kemudian beban penjualan dan pemasarannya naik 10% (yoy) menjadi Rp214,46 miliar, sementara beban umum dan administrasinya naik 42% (yoy) menjadi Rp111,15 miliar.
Alhasil, pada 2022 BATA mencetak rugi tahun berjalan sebesar Rp106,12 miliar, membengkak 107% (yoy) dari kerugian tahun sebelumnya.
Selain rugi yang membengkak, utang atau liabilitas jangka pendek BATA pada 2022 meningkat 82% (yoy) menjadi Rp358,84 miliar, dan utang jangka panjangnya naik 58% (yoy) menjadi Rp45,47 miliar.
Dengan demikian, total utang BATA pada 2022 mencapai Rp404,3 miliar, naik signifikan dibanding utang tahun sebelumnya yang masih Rp225,81 miliar.
Total ekuitas BATA pada 2022 juga menyusut sekitar 25% (yoy) menjadi Rp319,76 miliar.
Adapun Direktur BATA Yosie A. Kuranji baru saja mengundurkan diri. Hal ini tercatat dalam keterbukaan informasi yang dirilis di situs Bursa Efek Indonesia (BEI) pekan lalu (11/4/2023).
"Dengan ini perseroan (BATA) menyampaikan keterbukaan informasi bahwa pada tanggal 10 April 2023, perseroan telah menerima surat permohonan pengunduran diri dari Yosie A. Kuranji dari jabatannya selaku direktur perseroan," kata Sekretaris Perusahaan BATA Theodorus W. Ginting dalam suratnya.
(Baca: Ekspor Alas Kaki Melesat pada 2022, Cetak Rekor Baru)