Climate Transparency melaporkan, sumber emisi metana terbesar Indonesia berasal dari sektor sampah atau limbah. Proporsinya menyentuh 56% dari total emisi metana Indonesia pada 2019.
Sementar itu, sumber terbesar kedua berasal dari sektor pertanian sebesar 30% dan sektor energi sebesar 14%.
Tim riset menulis, proporsi sektor limbah yang besar itu sudah mengalami perubahan yang signifikan bila dibandingkan 1990. Sebelumnya, sektor energi dan pertanian menghasilkan emisi yang jauh lebih besar dibandingkan sektor limbah.
Indonesia sudah menandatangani Global Methane Pledge pada COP26 pada November 2021. Melalui perjanjian ini, negara-negara yang berpartisipasi berjanji untuk melakukan kontribusi sukarela pada pengurangan emisi metana global secara kolektif setidaknya sebesar 30% dari level emisi yang dikantongi 2020 pada tahun 2030 mendatang.
"Diperlukan pengawasan lebih lanjut terhadap rencana dan implementasinya," tulis tim riset dalam laporan Climate Transparency Report: Comparing G20 Climate Action.
Metana merupakan gas rumah kaca yang kuat, meskipun berumur pendek, gas ini menyumbang sekitar sepertiga pemanasan global.
Climate Transparency menghitung, emisi metana Indonesia (tidak termasuk LULUCF) meningkat sebesar 180% antara 1990 dan 2019, menjadi 232 MtCO2e/tahun.
"Emisi metana telah meningkat di semua sektor sejak tahun 1990, namun yang paling menonjol adalah sektor limbah yang meningkat sebesar 3,703%," demikian bunyi laporan tersebut.
(Baca juga: Dari Mana Sumber Terbesar Emisi Gas Metana Dunia?)