Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) mencatat Indonesia berhasil menurunkan emisi sebesar 69,5 juta ton CO2 ekuivalen (CO2e) pada 2021. Ini melebihi target Nationally Determined Contributions (NDC) yang sebesar 67 juta ton CO2e untuk 2021.
Jika dilihat dari aksi mitigasinya, implementasi energi baru dan terbarukan (EBT) berkontribusi terbesar dengan penurunan 30,34 juta ton CO2e. Lalu, aplikasi efisiensi energi membantu mengurangi 14,6 juta ton CO2e.
Bahan bakar rendah karbon ikut membantu mengurangi 12,01 juta ton CO2e dan penggunaan teknologi pembangkit bersih menurunkan 9,36 juta ton CO2e. Terakhir, kegiatan lain ikut menurunkan 3,15 juta ton CO2e.
Jika dilihat dari intensitasnya, penurunan emisi karbon Indonesia tercatat sebesar 0,256. Intensitas penurunan emisi didapat dari membagi penurunan emisi dengan jumlah penduduk suatu negara.
Penurunan emisi karbon tahun lalu meningkat dari 2020 yang tecatat sebesar 64,36 juta ton CO2e. Untuk 2022, Indonesia menargetkan pengurangan emisi karbon dapat mencapai 91 juta ton CO2e.
(Baca: Tak Penuhi Target, Capaian Investasi EBT Baru 74%)