Emisi Karbon Global Naik Lagi pada 2022, Pecahkan Rekor Baru

Energi

Lite

Adi Ahdiat 03/03/2023 12:50 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Emisi Karbon Dioksida (CO2) dari Pembakaran Energi dan Aktivitas Industri Global (1900-2022)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Akses single data

Emisi Karbon Global Naik Lagi pada 2022, Pecahkan Rekor Baru

Ingin mendapatkan akses Data Stories lebih banyak dengan harga lebih ekonomis? Silakan berlangganan.

Dengan berlangganan, Anda ikut membantu kami untuk menyajikan data berkualitas.

Dapatkan:

Akses Data Stories premium
Kenyamanan membaca tanpa iklan
Unduh data dalam format XLS, PDF, dan gambar/image
Akses ke informasi sumber data

Lihat lebih lengkap

Basic

~~Rp100.000~~

Rp50.000/bulan

Professional

~~Rp100.000~~

Rp150.000/bulan

Institutional Untuk organisasi

Hubungi Kami

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Emisi Karbon Dioksida (CO2) dari Pembakaran Energi dan Aktivitas Industri Global (1900-2022)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Menurut data International Energy Agency (IEA), emisi karbon dioksida (CO2) dari pembakaran energi dan aktivitas industri global mencapai 36,8 gigaton pada 2022.

Emisi tersebut bertambah sekitar 0,5 gigaton dibanding 2021, sekaligus menjadi rekor tertinggi baru dalam sejarah seperti terlihat pada grafik.

IEA menyatakan peningkatan emisi pada 2022 terutama berasal dari pembakaran batu bara dan minyak bumi.

"Di tengah gelombang peralihan gas bumi ke batu bara selama krisis energi global, emisi CO2 dari batu bara naik 1,6% (year-on-year/yoy) menjadi hampir 15,5 gigaton. Jauh melebihi tingkat pertumbuhan rata-rata dalam sedekade terakhir dan menjadi rekor tertinggi sepanjang masa," kata IEA dalam laporan CO2 Emissions in 2022.

"Emisi dari minyak bumi naik 2,5% (yoy) menjadi 11,2 gigaton. Sekitar setengah dari peningkatan tersebut berasal dari penerbangan, karena perjalanan udara terus pulih dari dampak pandemi," lanjutnya.

(Baca: Kadar CO2 di Atmosfer Naik, Capai Rekor Tertinggi pada 2022)

Sementara itu, pada 2022 emisi CO2 dari pembakaran gas bumi dan aktivitas industri berkurang.

"Emisi dari gas bumi turun 1,6% (yoy), seiring pengetatan pasokan gas akibat invasi Rusia ke Ukraina. Pengurangan emisi gas bumi sangat menonjol di Eropa (-13,5%). Wilayah Asia Pasifik juga mengalami penurunan emisi gas bumi yang belum pernah terjadi sebelumnya (-1,8%)," kata IEA.

"Kemudian emisi dari industri turun 1,7% (yoy) seiring penurunan kinerja industri manufaktur di beberapa wilayah, terutama Tiongkok yang mengalami penurunan produksi semen 10% dan penurunan produksi baja 2%," lanjutnya.

Menanggapi data-data ini, Fatih Birol selaku Direktur Eksekutif IEA mendorong perusahaan energi fosil untuk mengurangi emisi mereka.

"Perusahaan energi fosil meraih rekor pendapatan pada 2022. Mereka perlu ikut bertanggung jawab, sejalan dengan janji publik mereka untuk memenuhi tujuan mitigasi perubahan iklim," kata Fatih Birol dalam siaran persnya, Kamis (2/3/2023).

"Mereka perlu meninjau ulang strateginya, demi memastikan perusahaan mereka selaras dengan upaya pengurangan emisi yang berarti," lanjutnya.

(Baca: 10 Perusahaan Energi Fosil yang Didukung Modal Besar Bank Swasta)

Editor : Adi Ahdiat

Data Terkait

BMKG: Gempa Terkini di Timur Laut Labuha Malut Magnitudo 5,1, Tak Berpotensi Tsunami

Nilai Investasi Smelter Mineral di RI Periode 2020-September 2024

Harga Pangan Terbaru Wilayah Jawa Timur: Garam Naik, Cabai Turun

Harga Pangan Terbaru di Jawa Barat: Harga Cabai, Beras dan Garam Turun

Pengeluaran Rekreasi, Olahraga dan Budaya di Kabupaten Gorontalo Bulan September Naik 0,39%

Data 2023: Pengangguran di Kabupaten Kepulauan Yapen 4,01%

Data Stories Terkini

Harga Paladium Siang Hari Diperdagangkan USD 1091.5 per Troy Ounce (Minggu, 20 Oktober 2024) Pasar 21/10/2024, 11:35 WIB

Pengeluaran Rekreasi, Olahraga dan Budaya di Kabupaten Gorontalo Bulan September Naik 0,39% Ekonomi & Makro 21/10/2024, 11:30 WIB

BMKG: Gempa Terkini di Timur Laut Labuha Malut Magnitudo 5,1, Tak Berpotensi Tsunami Lingkungan 21/10/2024, 11:22 WIB

Data 2023: Pengangguran di Kabupaten Kepulauan Yapen 4,01% Ketenagakerjaan 21/10/2024, 11:22 WIB

Nilai Investasi Smelter Mineral di RI Periode 2020-September 2024 Ekonomi & Makro 21/10/2024, 11:21 WIB

Harga Pangan Terbaru di Jawa Barat: Harga Cabai, Beras dan Garam Turun Ekonomi & Makro 21/10/2024, 11:14 WIB

Unduh

Sumber

Data Populer

Lihat Semua

Emisi Karbon Global Naik Lagi pada 2022, Pecahkan Rekor Baru

Emisi Karbon Global Naik Lagi pada 2022, Pecahkan Rekor Baru

Tags

Data Terkait

BMKG: Gempa Terkini di Timur Laut Labuha Malut Magnitudo 5,1, Tak Berpotensi Tsunami

Nilai Investasi Smelter Mineral di RI Periode 2020-September 2024

Harga Pangan Terbaru Wilayah Jawa Timur: Garam Naik, Cabai Turun

Harga Pangan Terbaru di Jawa Barat: Harga Cabai, Beras dan Garam Turun

Pengeluaran Rekreasi, Olahraga dan Budaya di Kabupaten Gorontalo Bulan September Naik 0,39%

Data 2023: Pengangguran di Kabupaten Kepulauan Yapen 4,01%

Data Stories Terkini

Data Populer

Harga Gas Alam Dunia Turun Tiga Hari Berurutan

Harga Minyak Dunia Naik ke US$ 73,26 per Barel (Senin, 21 Oktober 2024)

Harga Komoditas Nikel untuk Kontrak 3 Bulan ke Depan Naik Menuju Level US$ 17.025 per Ton (Jumat, 18 Oktober 2024)

Harga Gandum Kontrak Tiga Bulan Pagi Hari Diperdagangkan US$ 573,1 Bushel (Senin, 21 Oktober 2024)

Harga Paladium Siang Hari Diperdagangkan USD 1091.5 per Troy Ounce (Minggu, 20 Oktober 2024)

Emisi Karbon Global Naik Lagi pada 2022, Pecahkan Rekor Baru

Emisi Karbon Global Naik Lagi pada 2022, Pecahkan Rekor Baru

Tags

Data Terkait

BMKG: Gempa Terkini di Timur Laut Labuha Malut Magnitudo 5,1, Tak Berpotensi Tsunami

Nilai Investasi Smelter Mineral di RI Periode 2020-September 2024

Harga Pangan Terbaru Wilayah Jawa Timur: Garam Naik, Cabai Turun

Harga Pangan Terbaru di Jawa Barat: Harga Cabai, Beras dan Garam Turun

Pengeluaran Rekreasi, Olahraga dan Budaya di Kabupaten Gorontalo Bulan September Naik 0,39%

Data 2023: Pengangguran di Kabupaten Kepulauan Yapen 4,01%

Data Stories Terkini

Topik Trending

Data Populer