Tiongkok merupakan negara mitra perdagangan Indonesia terbesar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai perdagangan Indonesia-Tiongkok mencapai US$109,99 miliar atau setara Rp1.550 triliun (dengan kurs Rp14.278 per dolar Amerika Serikat) pada 2021.
Rinciannya, nilai ekspor Indonesia ke Tiongkok senilai US$53,76 miliar dan nilai impor Indonesia dari Negeri Tirai Bambu tersebut mencapai US$56,23 miliar pada tahun lalu. Artinya, neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit senilai US$2,46 miliar.
Nilai perdagangan Indonesia dengan Tiongkok porsinya mencapai seperempat dari total perdagangan Indonesia dengan seluruh mitranya yang mencapai US$427,71 miliar.
Sepanjang periode Januari-Oktober 2022, nilai perdagangan Indonesia-Tiongkok mencapai US$109,22 miliar. Nilai tersebut bertumbuh 26% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Nilai tersebut porsinya mencapai 24,6% dari total nilai perdagangan Indonesia dengan seluruh mitranya.
Berikut ini rincian perdagangan Indonesia-Tiongkok periode Januari-Oktober 2022:
Total Perdagangan: US$109,22 miliar
- Ekspor US$53,32 miliar
- Impor US$55,91 miliar
- Neraca (Defisit): US$2,59 US$ miliar
Adapun nilai perdagangan Indonesia denga India sepanjang periode Januari-Oktober 2022 mencapai US$28,18 miliar. Nilai tersebut melonjak 64,48% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
India digadang-gadang bakal menjadi mitra dagang terbesar Indonesia jika dilihat pertumbuhan perdagangan dalam beberapa tahun terakhir. Seperti diketahui, India merupakan salah satu negara tujuan utama ekspor minyak kelapa sawit dan batu bara Indonesia.
Berikut ini rincian perdagangan Indonesia-India periode Januari-Oktober 2022:
Total Perdagangan: US$ 28,18 miliar
- Ekspor: US$20,10 miliar
- Impor: US$8,08 miliar
- Neraca (Surplus): US$12,02 miliar
(Baca: Neraca Perdagangan Indonesia dengan Cina Defisit US$ 7,86 Miliar)