69% PLTU Batu Bara Global Belum Berencana Pensiun Sesuai Perjanjian Paris

Energi

Premium

Adi Ahdiat 18/11/2025 15:35 WIB

URL telah disalin

Memuat...

Menurut data Global Energy Monitor, 69% PLTU batu bara di skala global belum punya rencana pensiun atau penghentian operasi sesuai target Perjanjian Paris.

Proporsi Kapasitas PLTU Batu Bara Global Berdasarkan Rencana Pensiun (Juli 2025)

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Anda mengakses konten Single Data Premium.
Untuk meneruskan, silakan berlangganan, atau beli secara satuan.

Professional

Nikmati akses premium dengan harga yang lebih terjangkau.

Mulai dari

~~Rp300.000~~ 150.000/bulan

Akses lebih banyak konten premium dan fitur eksklusif khusus pelanggan.

Mulai dari

50.000/bulan

Hanya Rp833 per artikel

Lebih detail »

Beli Satuan

Langsung baca artikel “69% PLTU Batu Bara Global Belum Berencana Pensiun Sesuai Perjanjian Paris”.

Rp10.000

Kami menerima pembayaran berikut:

Beberapa metode pembayaran masih dalam proses aktivasi.

Proporsi Kapasitas PLTU Batu Bara Global Berdasarkan Rencana Pensiun (Juli 2025)

Unduh

Sumber

A Font Kecil
A Font Sedang
A Font Besar

Sebagian besar pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara di skala global belum memiliki rencana pensiun atau penghentian operasi sesuai target Perjanjian Paris.

Hal ini terlihat dari laporan Global Coal Phaseout yang dirilis Global Energy Monitor (GEM).

(Baca: Pembangkit Listrik, Sumber Emisi Gas Rumah Kaca Terbesar Global 2024)

Menurut data GEM, sampai Juli 2025, total kapasitas PLTU batu bara yang beroperasi secara global mencapai 2.193 gigawatt (GW).

Sekitar 12% di antaranya (265 GW) sudah memiliki rencana pensiun yang sesuai dengan target Perjanjian Paris.

Kemudian 19% (411 GW) memiliki rencana pensiun, tapi pelaksanaannya perlu dipercepat agar sesuai target.

Sedangkan 69% lainnya (1.516 GW) tidak memiliki rencana pensiun, atau baru akan dihentikan operasinya setelah tahun 2050, jauh melewati target Perjanjian Paris.

"Untuk mencapai tujuan Perjanjian Paris dan menempatkan dunia di jalur pemanasan global tidak lebih dari 1,5 °C, semua PLTU batu bara di negara-negara kaya harus dihentikan pada tahun 2030, dan dipensiunkan di seluruh dunia pada tahun 2040," kata GEM dalam laporannya.

(Baca: Indonesia, Negara Berkembang dengan Penambahan Kapasitas Energi Fosil Terbesar pada 2024)

Editor : Adi Ahdiat