PT Pertamina (Persero) membukukan laba bersih sebesar US$3,12 miliar atau Rp50,95 triliun (asumsi kurs Rp16.300 per US$).
Laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk itu ambrol hingga 29,61% dari periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) pada 2023 yang sebesar US$4,44 miliar atau Rp72,39 triliun.
Pendapatan dan penjualan perusahaan pelat merah ini juga mengalami penurunan tipis. Tercatat, penjualan sebesar US$75,32 miliar atau Rp1.227,82 triliun pada 2024, turun 0,66% (yoy) dari 2023 yang sebesar US$75,78 miliar atau Rp1.235,34 triliun.
Melansir Katadata, Produksi migas menembus 1 juta barel setara minyak, menjadikan Pertamina kontributor 69% minyak nasional dan 37% gas nasional. Dari sisi kilang, Pertamina juga berhasil menjadi kontributor utama produksi BBM nasional.
"Pada 2024 produksi migas terjaga solid di angka 1 juta barel setara minyak. Selain itu, produksi BBM Kilang Pertamina berhasil memenuhi 70% kebutuhan BBM nasional, bahkan kebutuhan avtur dan diesel 100 persen dipenuhi dari kilang domestik,” ujar Fadjar dalam siaran pers, Kamis (12/6/2025).
Pertamina juga memperkuat infrastruktur distribusi energi hingga saat ini lebih dari 15.000 titik retail BBM, 260.000 titik pangkalan LPG, 6.700 gerai Pertashop dan 573 lokasi BBM Satu Harga tersedia untuk menyalurkan energi ke seluruh pelosok negeri.
Distribusi energi juga disokong pengoperasian 288 kapal. Dari sisi bisnis gas, Pertamina mengoperasikan lebih dari 33.000 Km pipa transmisi dan distribusi gas serta sekitar 820 ribu sambungan jargas.
Sementara dari sisi pengembangan bisnis terbarukan, Pertamina juga menjadi kontributor utama bisnis rendah karbon. Pertamina mengelola 13 wilayah kerja geothermal, PLTGU dan PLTS dengan total kapasitas 2.502,12 megawatt. Pertamina juga memproduksi biofuel B35, Hydrotreated Vegetable Oil (HVO), Pertamax Green 95 dan proyek Used Cooking Oil (UCO) untuk Sustainable Aviation Fuel (SAF).
Fadjar menambahkan, kontribusi Pertamina kepada penerimaan negara juga terus meningkat, menjadi Rp 401,73 triliun baik dari pajak, PNBP maupun dividen.
“Pada 2024, total penyerapan produk dalam negeri (PDN) senilai Rp415 triliun yang memberikan multiplier effect penyerapan tenaga kerja sebanyak 4,1 juta orang dan peningkatan produk domestik bruto (PDB) Rp702 Triliun yang berkontribusi terhadap peningkatan GDP tahun 2024,” kata Fadjar.
Berikut rincian laba bersih PT Pertamina (Persero) dengan asumsi kurs Rp16.300 per US$:
- 2017: US$2.540.195.000 (Rp41,40 triliun)
- 2018: US$2.526.772.000 (Rp41,19 triliun)
- 2019:US$2.529.342.000 (Rp41,23 triliun)
- 2020: US$1.051.137.000 (Rp17,13 triliun)
- 2021: US$2.045.658.000 (Rp33,94 triliun)
- 2022: US$3.806.776.000 (Rp62,05 triliun)
- 2023: US$4.441.444.000 (Rp72,39 triliun)
- 2024: US$3.125.931.000 (Rp50,95 triliun).
(Baca juga: 20 Perusahaan Produsen Gas Terbesar di Indonesia Semester I 2024)
Susunan direksi baru
PT Pertamina (Persero) juga mengubah jajaran Dewan Komisaris dan Direksi dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan pada Kamis, (12/6/2025). RUPS Tahunan BUMN ini, antara lain mengangkat Todotua Pasaribu yang kini menjabat sebagai Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi sebagai Wakil Komisaris Utama. Berikut daftarnya.
Dewan Direksi
- Direktur Utama: Simon Aloysius Mantiri
- Wakil Direktur Utama: Oki Muraza Direktur
- Manajemen Risiko: Ahmad Siddik Badruddin
- Direktur Strategi, Portofolio dan Pengembangan Usaha: A. Salyadi Dariah Saputra
- Direktur Logistik dan Infrastruktur: Jaffee Arizon Suardin
- Direktur Keuangan: Emma Sri Martini
- Direktur Penunjang Bisnis: M. Erry Sugiharto
- Direktur Transformasi dan Keberlanjutan Bisnis: Agung Wicaksono
- Direktur Sumber Daya Manusia: Andy Arvianto
Dewan Komisaris
- Komisaris Utama & Independen: Mochammad Iriawan Wakil
- Komisaris Utama: Todotua Pasaribu
- Komisaris Independen: Condro Kirono
- Komisaris Independen: Raden Ajeng Sondaryani
- Komisaris Independen: Nanik S. Deyang
- Komisaris: Bambang Suswantono
- Komisaris: Heru Pambudi
(Baca Katadata: Direksi dan Komisaris Pertamina Dirombak, Wamen Investasi Jadi Wakomut)