Harga minyak mentah dunia kembali terkoreksi pada perdagangan Rabu, 14 September 2022 pukul 16:20 WIB. Minyak Brent ditransaksikan seharga US$93,9 per barel, turun 0,09% dibandingkan perdagangan hari sebelumnya.
Perdagangan minyak jenis Brent, hari ini diperkirakan bergerak di kisaran terendah US$91,94 per barel dan tertinggi US$93,68 per barel.
Sementara itu untuk minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan pada harga US$76,08 per barel, naik +0.06%. Mengutip Investing.com, harga minyak brent mulai mengalami kenaikan sejak Selasa pagi (13/9).
Pergerakan harga minyak dunia dibayangi oleh pengumuman data inflasi AS yang menjadi tolak ukur pada kebijakan suku bunga Federal Reserve selanjutnya. Melansir CNBC, kata Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan indeks harga konsumen AS naik 0,1% bulan lalu setelah tidak berubah pada Juli.
Pejabat Fed akan bertemu Selasa dan Rabu depan, dengan inflasi jauh di atas target bank sentral AS yang sebesar 2%.
"The Fed mungkin harus menaikkan suku lebih cepat dari yang diharapkan yang dapat menyebabkan sentimen 'risk back off' pada minyak mentah dan penguatan lebih lanjut terhadap dolar," kata Dennis Kissler, Wakil Presiden Senior Perdagangan di BOK Financial.
Minyak umumnya dihargai dalam dolar AS, sehingga greenback yang lebih kuat membuat komoditas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Selain itu, pembatasan Covid-19 yang diperbarui di China, konsumen minyak terbesar kedua di dunia, juga membebani harga minyak mentah.
Jumlah perjalanan yang diambil selama liburan Festival Pertengahan Musim Gugur tiga hari di China mengalami penurunan, dengan pendapatan pariwisata juga turun karena pembatasan terkait Covid-19 membuat orang enggan bepergian.
Sementara itu, kekhawatiran atas persediaan yang lebih ketat masih membayangi pasar. Morgan Stanley mengatakan, meskipun persediaan minyak cukup ketat, namun diimbangin oleh permintaan saat ini.
"Prospek struktural pasar minyak tetap ketat, tetapi untuk saat ini, ini diimbangi oleh tantangan permintaan siklis," kata Morgan Stanley dalam sebuah catatan.
Cadangan Minyak Strategis (SPR) AS turun 8,4 juta barel menjadi 434,1 juta barel pekan lalu, terendah sejak Oktober 1984, menurut data pemerintah, Senin (12/9).
(baca: Produksi Minyak Dunia Meningkat, Akankah Harganya Turun?)