Pemerintah tengah menggenjot menggunakan realisasi net zero emissions pada 2060. Oleh karena itu, kini semua provinsi di tanah air tenggah meningkatkan potensi energi baru terbarukan (EBT).
Jawa Timur (Jatim) sebagai salah satu provinsi terbesar di Jawa mempunyai potensi EBT mencapai 25.542 Mega Watt (MW) per September 2022. Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informasi di Jatim, bauran EBT di provinsi itu sudah mencapai 6,42% pada 2021.
Pada tahun 2018, EBT di Jatim mencapai 4,47%. Kemudian, persentasenya naik tipis hingga 2020. Tercatat, EBT di Jatim pada 2019 sebesar 4,59%, lalu naik tipis menjadi 4,61% pada 2020.
(baca: Bauran Energi Indonesia Masih Didominasi Batu Bara pada 2030)
Pemerintah menargetkan porsi EBT mencapai 15,7% dari bauran energi nasional dalam Prioritas Nasional (PN) Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2022. Porsi tersebut akan meningkat hingga mencapai 23% pada 2024.
Untuk mencapai target tersebut, pemerintah membuat beberapa sasaran program. Pertama, peningkatan pemenuhan kebutuhan energi dengan mengutamakan peningkatan EBT dengan kapasitas (kumulatif) sebesar 13,9 giga Watt (GW).
Kedua, pemerintah juga melakukan peningkatan akselerasi pengembangan pembangkit EBT sebesar 1.921,8 MW. Ketiga, pemerintah akan melakukan peningkatatan pemanfaatan biofuel untuk keperluan domestik sebanyak 9,6 juta kilo liter.
Keempat, pemerintah akan melakukan peningkatan pemenuhan energi domestik dengan alokasi batu bara untuk kepentingan domestik (Domestic Market Obligation/DMO) sebanyak 177 juta ton.
Kelima, pemerintah akan meningkatkan pengembangan industri pendukung EBT dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) sektor pembangkit EBT sebesar 44,6%, serta keenam, pemerintah akan menurunkan intensitas energi final sebesar 0,9 setara barel minyak (SBM) per Rp 1 miliar.