Pemerintah baru-baru ini meningkatkan target penurunan emisi gas rumah kaca. Dalam dokumen Enhanced Nationally Determined Contribution (ENDC) Indonesia terbaru, RI menaikkan target pengurangan emisi dari 29% menjadi 31,89% di tahun 2030 mendatang melalui kemampuan sendiri.
Sementara, target penurunan emisi gas rumah kaca dengan bantuan internasional juga dinaikkan dari 41% menjadi 43,2%.
Wakil Presiden Ma’ruf Amin menekankan bahwa Indonesia terus melakukan langkah konkret untuk mengatasi krisis iklim melalui berbagai upaya strategis, termasuk mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan.
“Indonesia sebagai pemegang Presidensi G20 2022 serta Ketua ASEAN pada 2023, memiliki posisi strategis dalam berkolaborasi untuk penanganan perubahan iklim,” ujar Ma’ruf Amin dikutip dari Katadata.co.id, Selasa (8/11) lalu usai menghadiri KTT Perubahan Iklim (COP27) di Mesir.
Menurut Ma’ruf, Indonesia saat ini terus berupaya untuk memimpin dengan contoh (lead by example) melalui berbagai upaya positif. Salah satunya dengan peningkatan target penurunan emisi tanah air yang termuat dalam dokumen ENDC Indonesia. Adapun dokumen ENDC disusun untuk lebih memutakhirkan kebijakan-kebijakan nasional terkait perubahan iklim.
Tak hanya itu, saat ini pemerintah juga telah melakukan sejumlah kebijakan lainnya seperti perluasan konservasi dan restorasi alam, penerapan pajak karbon, mencapai Forestry and Other Land Uses (FOLU) Net-Sink 2030. Lalu, ada pula kebijakan pengembangan ekosistem kendaraan listrik, serta inisiasi program biodisel B40.
(Baca: Emisi Gas Rumah Kaca Indonesia, dari Era SBY sampai Jokowi)