Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pada Mei 2024 Indonesia mengalami deflasi bulanan 0,03% (month-to-month/mtm).
Menurut Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, ini merupakan deflasi pertama sejak Agustus 2023.
"Kelompok penyumbang deflasi bulanan terbesar adalah makanan, minuman, dan tembakau dengan deflasi sebesar 0,29% dan memberikan andil deflasi sebesar 0,08%," kata Amalia dalam konferensi pers di kanal YouTube BPS, Senin (3/6/2024).
Jika dilihat berdasarkan komoditas, beras menjadi penyumbang andil deflasi terbesar yakni -0,15%.
Kemudian daging ayam ras, ikan segar, dan tarif angkutan antarkota sama-sama menyumbang andil -0,03%, diikuti tomat dengan andil -0,02%.
BPS mencatat, pada Mei 2024 deflasi bulanan terjadi di 14 provinsi, sedangkan 24 provinsi lainnya mengalami inflasi bulanan.
Inflasi bulanan tertinggi terjadi di Provinsi Papua Selatan yaitu 2% (mtm). Sementara deflasi bulanan terdalam terjadi di Provinsi Banten yakni -0,52% (mtm).
"Terdapat juga komoditas yang memberikan andil inflasi, antara lain emas perhiasan, bawang merah, dan cabai merah, dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,05%," kata Amalia.
(Baca: Harga Transportasi di Kab. Jember Bulan April Naik 4,71%)