Dalam laporan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), realisasi investasi Indonesia meningkat pada kuartal II-2021. Pemerintah berhasil mengantongi Rp 223 triliun, naik 1,5% dibanding kuartal sebelumnya. Sementara itu, nominalnya meningkat 16,2% dari periode yang sama tahun lalu.
Realisasi investasi Indonesia terdiri atas penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA). Pemerintah mencatat PMDN sebesar Rp 106,2 triliun, sedangkan PMA mencapai Rp 116,8 triliun sepanjang April-Juni 2021.
Perumahan, kawasan industri, dan perkantoran merupakan sektor dengan realisasi investasi terbesar pada kuartal II-2021. Ketiga sektor tersebut mampu mengumpulkan Rp 31,3 triliun. Pencapaiannya disusul industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya yang menghasilkan Rp29,7 triliun.
(Baca: Investasi Perumahan dan Industri Terbanyak pada Kuartal I-2021)
Menteri Investasi Indonesia Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah tengah memprioritaskan sektor pertambangan yang investasinya mencapai Rp 20,3 triliun. Salah satunya kini pemerintah tengah menggarap produksi nikel yang akan menjadi bahan baterai mobil listrik di tanah air.
Sementara itu, dilihat dari wilayahnya, Jawa Barat mampu menyerap investasi terbesar hingga Rp 35,3 triliun. DKI Jakarta dan Jawa Timur di bawahnya dengan realisasi penanaman modal sebesar Rp 25,3 triliun dan Rp 17,7 triliun.
Di sisi lain, di tengah situasi pandemi Covid-19, serapan tenaga kerja di tanah air meningkat 18,5% dibanding periode yang sama tahun lalu. Sebanyak 311.922 orang bekerja dalam berbagai proyek investasi di kuartal II-2021.