Ada banyak negara yang punya kebijakan school feeding atau makan gratis di sekolah, mulai dari negara berpendapatan tinggi, menengah, sampai rendah.
Hal ini tercatat dalam laporan The State of School Feeding Worldwide 2022 dari World Food Programme (WFP).
(Baca: Tingkat Kelaparan Indonesia Tergolong Tinggi di ASEAN)
WFP mendefinisikan school feeding sebagai penyediaan makanan untuk anak-anak melalui program berbasis sekolah.
Program tersebut dapat berupa pemberian makan secara langsung di lingkungan sekolah, bantuan tunai untuk belanja makanan, atau paket makanan yang bisa dibawa pulang.
"Pemberian makanan di sekolah dapat berdampak pada setidaknya empat sektor, yaitu pertanian, pendidikan, kesehatan, dan perlindungan sosial," kata WFP dalam laporannya.
Menurut WFP, anak-anak yang mendapat asupan gizi baik bisa belajar dengan lebih baik, lebih berpeluang mengoptimalkan potensinya saat dewasa, dan meningkatkan prospek penghasilan mereka.
WFP juga menilai program makan gratis di sekolah bisa memberi manfaat langsung bagi petani kecil, mendukung produksi pangan dan perekonomian lokal, serta menopang adanya pasar makanan yang beragam dan bergizi.
(Baca: Riset: Program Makan Gratis Bisa Ciptakan Lapangan Kerja)
Berdasarkan data WFP, pada 2022 setidaknya ada 65 negara yang punya kebijakan school feeding di tingkat nasional.
Sebanyak 12 negara di antaranya tergolong berpendapatan tinggi (high income), dan 14 negara berpendapatan menengah ke atas (upper-middle income).
Kebijakan serupa juga dimiliki 21 negara berpendapatan menengah ke bawah (lower-middle income), serta 18 negara berpendapatan rendah (low income).
Berikut daftar lengkap negara yang punya kebijakan nasional makan gratis di sekolah berdasarkan kelas pendapatan, beserta progres cakupan programnya pada 2022:
Negara berpendapatan tinggi (high income):
- Hungaria: 100% (proporsi pelajar sekolah dasar yang menerima program makan gratis)
- Ceko: 100%
- Palau: 100%
- Finlandia: 100%
- Panama: 71%
- Amerika Serikat: 65%
- Portugal: 50%
- Uni Emirat Arab: 18%
- Trinidad dan Tobago: 17%
- Swiss: 13%
- Cyprus: 10%
- Yunani: 0%
Negara berpendapatan menengah ke atas (upper-middle income):
- Brasil: 100% (proporsi pelajar sekolah dasar yang menerima program makan gratis)
- Botswana: 100%
- Kazakhstan: 88%
- Guatemala: 87%
- Afrika Selatan: 87%
- Namibia: 67%
- Armenia: 66%
- Thailand: 63%
- Sri Lanka: 62%
- Meksiko: 47%
- Saint Lucia: 45%
- Malaysia: 15%
- Guyana: data cakupan tidak tersedia
- Irak: data cakupan tidak tersedia
Negara berpendapatan menengah ke bawah (lower-middle income):
- Timor Leste: 100% (proporsi pelajar sekolah dasar yang menerima program makan gratis)
- Mongolia: 100%
- Eswatini: 100%
- Honduras: 100%
- Sao Tome dan Principe: 100%
- Lesotho: 85%
- Zimbabwe: 64%
- Zambia: 57%
- India: 55%
- Sudan: 39%
- Bhutan: 33%
- Filipina: 27%
- Mauritania: 26%
- Pantai Gading: 25%
- Kenya: 22%
- Laos: 21%
- Tunisia: 20%
- Bangladesh: 15%
- Kamboja: 12%
- Kyrgyzstan: 12%
- Congo: data cakupan tidak tersedia
Negara berpendapatan rendah (low income):
- Burkina Faso: 100% (proporsi pelajar sekolah dasar yang menerima program makan gratis)
- Nepal: 76%
- Malawi: 60%
- Tajikistan: 56%
- Gambia: 47%
- Benin: 38%
- Sierra Leone: 28%
- Liberia: 26%
- Burundi: 23%
- Mali: 20%
- Niger: 17%
- Uganda: 11%
- Ethiopia: 8%
- Madagaskar: 8%
- Togo: 8%
- Chad: 5%
- Mozambique: 4%
- Guinea-Bissau: data cakupan tidak tersedia
(Baca: Banyak Negara Punya Kebijakan Makan Gratis, Indonesia Ketinggalan)