Laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, inflasi DKI Jakarta terpantau turun tajam pada bulan lalu di tengah tingginya mobilitas masyarakat yang merayakan momentum mudik Lebaran 2022. Inflasi di Ibu Kota tercatat sebesar 0,06% pada Mei 2022, alias turun 0,64 poin dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,70%.
Selama setahun terakhir, DKI Jakarta mengalami inflasi sebanyak delapan kali dan deflasi empat kali. Inflasi pada Mei 2021 tercatat sebesar 0,41% atau turun 0,35 poin pada Mei 2022.
Naiknya harga telur ayam ras, bawang merah, bawang putih dan tarif jasa angkutan udara menjadi pemicu utama inflasi DKI Jakarta. Keterbatasan pasokan di pasaran mendorong naiknya Indeks Harga Konsumen (IHK) tiga komoditas tersebut.
Sementara itu, tingginya permintaan terhadap jasa angkutan udara sehubungan dengan adanya mudik Lebaran dan long weekend membuat tarif moda transportasi meningkat. Di sisi lain, penurunan harga daging ayam ras, minyak goreng dan beras menahan laju inflasi sehingga inflasi cukup rendah.
Kelompok pengeluaran yang memiliki tingkat inflasi tertinggi, yaitu penyediaan makanan dan minuman sebesar 0,61%. Kemudian, pada kelompok pengeluaran perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga dengan inflasi sebesar 0,32%.
Berikutnya, kelompok pengeluaran transportasi memiliki tingkat inflasi sebesar 0,31%. Diikuti oleh kelompok kesehatan dengan inflasi sebesar 0,23% dan kelompok pengeluaran rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,09%.
Sementara itu, kelompok pengeluaran yang mengalami deflasi, yaitu makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,03%. Selain itu, kelompok pengeluaran pakaian dan alas kaki juga mengalami deflasi sebsar 1,15%.
(Baca: Rekor Baru sejak Pandemi, Inflasi Tahunan RI 3,55% per Mei 2022)