Menurut laporan e-Conomy SEA 2023, nilai transaksi bruto atau gross merchandise value (GMV) ekonomi digital kategori online travel Asia Tenggara akan mencapai US$30 miliar sepanjang tahun ini.
Capaian itu naik 63% dibanding 2022 (year-on-year/yoy), tapi masih lebih rendah dibanding level pra-pandemi yang angkanya mencapai US$32 miliar pada 2019.
"Meskipun ada 'perjalanan balas dendam' dan peningkatan permintaan domestik, GMV online travel secara keseluruhan belum kembali ke tingkat sebelum pandemi," kata Google, Temasek, dan Bain & Company dalam laporan e-Conomy SEA 2023.
Jika dirinci sektornya, GMV online travel Asia Tenggara paling banyak berasal dari transaksi tiket penerbangan. Sektor ini mencakup semua penerbangan yang dipesan secara online baik internasional maupun domestik.
GMV sektor penerbangan Asia Tenggara pada 2023 diperkirakan mencapai US$20 miliar, meningkat 53,84% (yoy) dibanding 2022, serta menyumbang sekitar 66% dari total GMV online travel regional.
Kemudian GMV online travel dari sektor akomodasi Asia Tenggara pada 2023 mencapai US$10 miliar, naik 100% (yoy) dari tahun sebelumnya.
Adapun Google, Temasek, Bain and Company memprediksi online travel Asia Tenggara akan pulih sepenuhnya mulai tahun depan, hingga mampu mencapai GMV US$43 miliar pada 2025.
"Pemulihan sektor pariwisata diperkirakan terjadi pada 2024, dengan ruang pertumbuhan yang lebih luas," kata mereka.
(Baca: Indonesia Masih Rajai Ekonomi Digital di Asia Tenggara pada 2023)