Perekonomian Indonesia yang diukur menurut besaran produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp 16,97 kuadriliun pada 2021. Sementara, menurut besaran PDB atas dasar harga konstan (ADHK) 2010, ekonomi Indonesia tumbuh 3,69% menjadi Rp 11,12 kuadriliun pada 2021 dibanding 2020.
Sebagai informasi, pada 2020 ekonomi domestik mengalami kontraksi 2,07% seiring terjadinya pandemi Covid-19.
Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi terjadi pada lapangan usaha jasa kesehatan dan kegiatan sosial, yakni mencapai 10,46% pada tahun lalu. Sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh komponen ekspor barang dan jasa, yaitu sebesar 24,04% pada tahun lalu.
Menurut lapangan usaha, sektor pengolahan masih menjadi penopang terbesar pertumbuhan ekonomi nasional, yakni mencapai Rp 3,27 kuadriliun atau sebesar 19,25% dari total PDB tahun lalu. Diikuti sektor pertanian sebesar Rp 2,25 kuadriliun (13,28%), serta perdagangan besar dan eceran senilai Rp 2,2 kuadriliun (12,97%).
Sedangkan dari sisi pengeluran, distribusi komponen pengeluaran konsumsi rumah tangga terhadap perekonomian domestik mencapai Rp 9,24 kuadrililiun atau 54,42% dari total PDB 2021. Diikuti komponen pembentukan modal bruto (PMTB) dengan kontribusi senilai Rp 5,23 kuadriliun (30,81%) dari PDB.
Struktur ekonomi nasional pada tahun lalu secara spasial masih didominasi oleh provinsi-provinsi yang ada di Pulau Jawa dengan kontribusi 57,89% dari total PDB.
(Baca: Bank Dunia Proyeksikan Ekonomi Indonesia Tumbuh Positif pada 2021-2023)