Kementerian Keuangan memproyeksikan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2021 sebesar Rp 939,6 triliun. Jumlah itu menyusut Rp 66,8 triliun dari targetnya yang sebesar Rp 1.006 triliun pada tahun ini. Kendati, defisit APBN 2021 diperkirakan masih di kisaran 5,7% terhadap Pendapatan Domestik Brutto (PDB).
Berkurangnya defisit itu sejalan dengan outlook pendapatan negara yang sebesar Rp 1.760,7 triliun hingga akhir tahun ini. Jumlah itu mencapai 101% atau lebih tinggi Rp 17,1 triliun dari target APBN 2021.
Secara rinci, penerimaan dari sektor pajak diperkirakan sebesar Rp 1.176,3 triliun atau 95,7% dari target APBN 2021. Penerimaan dari sektor kepabeanan dan cukai diperkirakan sebesar Rp 224,1 triliun atau 104,3% dari target.
Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) diperkirakan sebesar Rp 357,7 triliun atau 119,9% dari target. Kemudian, penerimaan hibah diprediksi sebesar Rp 2,7 triliun atau naik 299,1% dari target.
Sementara itu, belanja negara diperkirakan sebesar Rp 2.700,4 triliun atau 98,2% dari target. Rinciannya, belanja pemerintah pusat diproyeksi sebesar Rp 1.929,6 triliun atau 98,7% dari target.Sedangkan, transfer ke daerah dan dana desa (TKDD) diperkirakan mencapai sebesar Rp 770 triliun atau 96,9% dari target.
(Baca: Defisit APBN Melebar Jadi Rp 219,3 Triliun pada Mei 2021)