Data yang diolah National Endowment for the Arts, agensi independen dari pemerintah Amerika Serikat (AS), menunjukkan bahwa industri seni dan budaya negara tersebut mampu menyumbang nilai tambah yang cukup besar untuk produk domestik bruto (PDB).
Industri seni dan budaya memiliki nilai tambah terhadap PDB sebesar US$1,1 triliun pada 2022 atau Rp17.811 triliun atau Rp17,81 kuadriliun (asumsi kurs Rp16.192/US$).
Nilai tersebut menjadikan sektor seni dan budaya sebagai penyumbang PDB terbesar ketiga setelah perawatan kesehatan dan bantuan sosial (US$1,85 triliun/Rp29.955 triliun) dan perdagangan ritel (US$1,62 triliun/Rp26.231 triliun).
Berdasarkan penopangnya, terbesar berasal dari sektor penerbitan dan streaming web, yakni US$171,67 miliar (Rp2.779 triliun) pada 2022. Jumlah ini naik tipis dari 2021 yang sebesar US$171,29 miliar.
Terbesar kedua, yakni broadcasting atau penyiaran yang menyumbang US$154,52 miliar (Rp2.501 triliun) sepanjang 2022.
Ketiga, kegiatan seni dan budaya dari pemerintah, sebanyak US$129,94 miliar (Rp2.104 triliun). Angka ini naik signifikan dari 2021 yang sebesar US$91,85 miliar (Rp1.487 triliun).
Keempat ada penerbitan sebesar US$112,49 miliar (Rp1.821 triliun) dan kelima ada industri film dan video sebesar US$78,74 miliar (Rp1.275 triliun).
Sisanya ada perdagangan barang seni, industri grosir dan transportasi seni, periklanan kreatif, seniman dan penulis independen, hingga jasa arsitektur, seperti terlihat pada grafik.
Tim riset menyebut, ekonomi seni secara keseluruhan tumbuh sebesar 4,8% pada 2022, setelah disesuaikan dengan inflasi antara 2021 dan 2022. Menurut tim riset, peningkatan tahunan ini jauh melampaui capaian ekonomi AS secara keseluruhan yang sebesar 1,9%.
"Sebagai sebuah sektor, industri seni dan budaya telah membukukan keuntungan dramatis sejak tahun pra-pandemi 2019—melonjak sebesar 13,6% dalam dolar yang disesuaikan dengan inflasi," tulis tim riset dalam laporan The US Arts Economy in 2022: a National Summary Brief yang dikutip Kamis (2/5/2024).
Disclaimer: artikel ini telah mengalami perubahan satuan, semula ribu menjadi miliar dolar. Perubahan juga terjadi pada nilai konversi ke rupiahnya, Sabtu (4/5/2024).
(Baca juga: Nilai PDB Ekonomi Kreatif Indonesia Meningkat Usai Pandemi)