Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan, realisasi belanja dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp1.255,7 triliun pada semester I-2023.
Angka tersebut baru mencapai 41% dari target belanja tahun ini yang totalnya Rp3.061,2 triliun.
"Realisasi belanja ini tumbuh tipis 0,9% (year-on-year/yoy)," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam konferensi pers online, Senin (24/6/2023).
Sri Mulyani merinci, pada semester I-2023 belanja pemerintah pusat yang telah terealisasi sebesar Rp891,6 triliun atau tumbuh sebesar 1,6% secara tahunan (yoy). Komponen ini terdiri dari pos belanja kementerian dan lembaga (K/L) serta belanja non-K/L.
Pengeluaran belanja K/L per semester I-2023 telah terealisasi sebesar Rp417,2 triliun atau naik 5,9% (yoy).
"Dari belanja kementerian lembaga ini, yang menonjol adalah belanja untuk persiapan Pemilu, pelaksanaan pembangunan IKN, serta pembangunan infrastruktur prioritas," ujar Sri Mulyani.
Sementara, dua pos lainnya mengalami penurunan realisasi. Belanja non-K/L terkontraksi paling dalam pada semester I-2023, yaitu turun 1,9% (yoy) menjadi Rp474,4 triliun.
Adapun realisasi belanja non-K/L utamanya untuk pembayaran subsidi dan kompensasi BBM dan listrik, program kartu prakerja, serta subsidi pupuk.
Kemudian realisasi belanja transfer ke daerah (TKD) terkontraksi 1% (yoy) menjadi Rp364,1 triliun.
Realisasi belanja TKD digunakan untuk pembangunan sarana-prasarana layanan publik di daerah, baik untuk bidang pendidikan, kesehatan, irigasi, transportasi, pariwisata, hingga pengembangan ekonomi.
Adapun pendapatan negara tumbuh 5,4% (yoy) menjadi Rp1.407,9 triliun pada semester I-2023.
Pendapatan yang lebih besar ketimbang belanja ini membuat APBN mengalami surplus sebesar Rp152,3 triliun, setara dengan 0,71% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
(Baca: Pendapatan Negara Tembus Rp1.400 Triliun pada Semester I-2023, Mayoritas dari Pajak)